Mohon tunggu...
deddy Febrianto Holo
deddy Febrianto Holo Mohon Tunggu... Relawan - Semangat baru

Rasa memiliki adalah perlindungan alam yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Deforestasi Hutan di Tengah Krisis Iklim Global

2 Juli 2022   19:34 Diperbarui: 2 Juli 2022   19:37 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Pembalakan hutan secara liar di kabupaten Sumba Barat Daya-NTT

"PERUBAHAN IKLIM BUKAN HOAX"

Hutan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan ekosistem lainnya, berdasarkan data KLHK tahun 2022  periode 1 hutan primer justru berkurang, berkuragnya hutan primer di Indonesia karena adanya prubahan tata ruang atau perbaikan data-data perizinan atau data kepemilikan. KLHK menetapkan luas peta indikatif penghentian pemberian izin baru (PIPPIB) untuk kawasan hutan alam primer dan lahan gambut untuk tahun 2022 periode 1 menjadi 66.512.000 hektare, jika disbanding PIBPIB tahun 2021 periode II, jumlah luasan itu lebih tinggi sebanyak 372.417 ha. (CNNindonesia).


Hari ini perubahan iklim menjadi topik yang dibahas oleh seluruh pemimpin dunia dalam rangka menakan laju pemanansan global akibat emisi karbon yang selama ini tidak terkendali. Laporan terbaru IPCC 2022 memberikan gambaran yang cukup mengkhawatirkan. Dampak perubahan iklim saat ini sudah sangat dirasakan oleh kita semua khususnya wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indoneisia.


Adaptasi merupakan langkah penting


Pemanasan global sudh mencapai 1,1 derajat celcius akibatnya masyarakat dan ekosistem yang sangat rentan sudah mencapai batas adaptasi. Penjelasan sains sangat jelas bahwa perubahan iklim membahayakan kesejahteraan manusia dan planet ini. Keterlambatan dalam mengambil tindakan dapat menghasilkan dampak perubahan iklim yang parah dan akan mengubah dunia sepenuhnya.


Setidanya 170 negara sudah memiliki kebijakan iklim yang mencakup adaptasi, tetapi masih banyak yang belum bergerak ke tahap implementasi dari tahap perencanaan. IPCC menumukan bahwa sebagian besar upaya yang ada saat ini masih bersifat incremental, reaktif dan berskala kecil. Selain itu, sebagaian besar upaya ini masih berfokus pada dampak risiko jangka pendek.


Ada beberapa pendekatan adaptasi yang perlu didorong secara bersama untuk membendung lahu perubahan iklim saat ini diantaranya adaptasi berbasis ekosistem. Dengan melindungi kelestarian hutan serta pengelolaan ekosistem yang berkelanjutan dapat mengurangi risiko iklim yang sudah dihadapi banyak orang termasuk kekeringan, banjir, tanah longsor, badai, kebakaran hutan.


Perubahan iklim hari ini bukan saja dirasakan oleh orang-orang kota "modern" namun sudah sampai ke pedesaan khususnya mereka yang berhadapan langsung dengan sumber-sumber penghidupan seperti pertanian, perikanan dan bahkan masyarakat adat mulai merasakan dampak perubahan iklim yang tidak biasanya. Hasil data BPBN mengemukakan setidaknya kurang lebih 17.000 bencana alam terjadi di wilayah Indonesia akibat perubahan iklim. Hal ini menegaskan bahwa dampak perubahan iklim sudah menyentuh lapisan paling dasar manusia yaitu terkait dengan kehidupan dan keberlanjutan.


Hutan menjadi salah satu unsur yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Namun saat ini justru laporan deforestasi hutan di Indonesia justru menjadi persoalan besar dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Komitmen pemerintah pun dipertanyakan oleh publik sejahmana sikap dan tindakan pengambil kebijakan untuk patuh dan menjalankan kesepakatan iklim. Pembanguna ekonomi yang tidak mengedepankan pada keadilan iklim menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis iklim.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun