Mohon tunggu...
Taufiq Sudjana
Taufiq Sudjana Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah kegiatan lain di sela pekerjaan di sebuah sekolah swasta di Kota Bogor.

Bacalah dengan Nama Tuhanmu, dan ... menulislah dengan basmalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Target Itu Ibarat Jangkar

27 April 2021   02:57 Diperbarui: 27 April 2021   03:02 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jangkar (Sumber: tangkapan layar)

Inilah mengapa saya sebut target itu ibarat jangkar ketika kita sedang berlayar. Ada kalanya kita harus menurunkan jangkar untuk menghindari gelombang samudera yang menerjang. Dengan jangkar itu kita berupaya menyelamatkan perahu tidak terombang-ambing menuju arah tak tentu, bahkan karam.

Begitu dahsyatnya gelombang samudera ketika badai menghampiri. Namun ada waktunya ketika laut tenang meninabobokan kita. Ketika itulah jangkar sesekali perlu diturunkan. Kita bisa menikmati pemandangan di tengah samudera yang sedang kita arungi. Beristirahat dari lelahnya mengayuh dayung, atau mematikan mesin kapal kita untuk menghemat bahan bakar.

Adapun ketika kita berlabuh sejenak untuk membeli perbekalan dan persediaan bahan bakar, itu pun kita perlu menurunkan jangkar di dermaga yang kita singgahi. Tidak semua dermaga cukup dengan menautkan tali perahu ke tiang penopang di dermaga. Perlu kiranya pula menurunkan jangkar agar perahu kita tidak terbawa arus.

Riak kehidupan akan selalu kita temui. Dari pantai hingga tengah samudera. Riak itu akan selalu mengiringi. Riak itu bukan masalah berarti jika kita bisa mengayuh dayung dan mengarahkan kemudi. Riak itu tidak akan membawa perahu kita terseok ke koordinat yang tidak kita harap.

Alangkah naif ketika berlayar tak punya target. Ketika laut tenang, kita bisa mengail ikan untuk menambah perbekalan. Target kita kala itu berarti mendapatkan ikan.

Tiupan angin akan membawa lagi perahu kita ke arah mata angin yang ditiupkan angin itu. Apakah kita akan mengikuti arah angin berhembus atau kita akan menerjang arahnya, adalah sebuah upaya lain yang perlu kita pikir. Di sini akan berlaku apakah kita mengamini ungkapan seperti air mengalir.

Jalan di lautan itu tidak seperti jalan raya atau lorong-lorong di perkotaan. Bukan pula gang di sebuah dusun yang sudah pasti pangkal dan ujungnya. Berlayar di lautan itu kita membuat jalan sendiri. Nah, dengan apa kita membuatnya?

Ada sebuah alat bernama kompas. Ia menjadi alat bantu penunjuk arah. Kompas sering dipakai oleh para pelaut sebagai penunjuk arah. Di samping kemampuan seorang pelaut melihat gugusan bintang. Lantas, di zaman teknologi canggih sekarang dapatkah kita membawa GPS modern sebagai penentu koordinat perjalanan kita di tengah samudera?

Niat kita terlebih dahulu yang harus kita tentukan, kita akan ke mana, menggunakan jenis perahu seperti apa? Apakah kita akan mengandalkan sebuah rakit, sekoci, sampan kecil, perahu, ataukah kapal pesiar yang super lengkap dengan kecanggihan mesin dan serba teknologi pun ada?

Gila rasanya jika kita memaksakan kemampuan kita untuk menggunakan kapal pesiar. Sementara untuk perbekalan makanan dan minuman saja kita masih perlu kas bon. Tentu kita perlu bijak dalam hal ini. Menyesuaikan kondisi kita ketika akan berlayar pertama kali.

Kehidupan akan terus berputar. Perniagaan di laut pun sering dilakukan banyak orang. Tidak perlu khawatir. Kita sekarang berlayar dengan perahu kecil. Buatlah target mengail ikan. Di dermaga berikutnya bisa kita jual di pasar ikan. Begitulah seterusnya kita menabung hingga bisa mengganti perahu kecil kita dengan yang lebih besar. Tidak mustahil sebuah kapal feri kita punya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun