Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota Baru

24 Januari 2022   17:13 Diperbarui: 24 Januari 2022   17:20 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kota Baru

*****

wacana telah jadi pelangi
kita perlu kenyataan baru
visi yang baru
dan tentu,  hutang yang baru!
itu resiko anak cucu
yang sudah kita kalkulasi

gedung gedung lama
akan kita jual semua
atau kita sewakan saja


dan di kota baru,
semua kita mulai lagi,
kita tata lagi, kita tarik para investor kakap agar kota ini
benar benar menjadi zamrud,
kota yang memuaskan
memberi kebanggaan:
antara gengsi dan valuasi atau konglomerasi. 

Bukankah urbanisasi telah kita lewatkan pada teks teks lama?

mungkin format kota ini
akan kita simpan juga
pada dokumen dokumen virtual
pada tautan hologramik
yang menceritakan
betapa heroiknya
kita saat membangunnya

kota kota lama
terbentuk dengan sejarahnya
kekalahan dan kemenangan
diaduk di dalamnya

dan kota baru
akan menjadi sejarahnya sendiri
antara transaksi,  negoisasi dan mimpi mimpi pembangunan:

dengan catatan,  semua sudah dianggarkan,  semoga tidak ada yang cacat.....

salam selalu, Merdeka!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun