Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puisi sebagai Perspektif dan Penanda

21 Januari 2022   17:50 Diperbarui: 21 Januari 2022   17:58 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Dok. dictio.id. 2020.puisi sebagai perspektif. 

Puisi sebagai Perspektif dan Penanda

*****

Puisi membangun ruang seni perspektif
dalam wujudnya yang beda. dalam tipografi tertentu,  dalam struktur yang berdiri sendiri berdasarkan maksud dari puisi itu.

sebagai perspektif, puisi hanya alternatif yang mungkin spekulatif,  sedikit rumit dan sulit dalam aplikasi. apakah selalu begitu?  

tentu tidak. sebagian puisi menawarkan ruang gagasan yang halus,  hanya menyentuh dimensi personal, rasa pribadi dan gejala kerisauan eksistensial tertentu.

ada puisi yang frontal, yang layak dibaca di atas podium dan menggelegar dalam wacana pembaruan dan perbaikan. penuh daya dan emosi.

pada intinya,  puisi memberikan tawaran tawaran,  sebagaimana (tulisan lain) /karya lain yang dirangkai dalam idealita dan gaya tersendiri.

dalam wujud puisi yang membuka perspektif,  sebuah puisi (jenis sastra lainnya)  adalah penyadaran ke dalam diri penyair sendir,  atau penyadaran ke dalam tata sosial kita yang sibuk dan tumpang tindih. 

kadang puisi hanya menawarkan ironi, kejenakaan kecil dan hikmah dari kalimat kalimat yang hidup. 

mungkin dalam tahap ini,  menulis puisi ataupun menikmatinya adalah suatu apresiasi dari penanda kehidupan yang terus berubah: puisipun menjadi penanda bagi zamannya.

salam!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun