Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hujan dan Senja yang Selalu Jadi Perhatian

9 Desember 2021   20:35 Diperbarui: 9 Desember 2021   20:47 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi senja dan laut. Sumber: Pixabay.com

Mungkin tak ada penyair/penulis puisi bahkan novel, yang melewatkan hujan dan senja. Chairil, Tardji, Jokpin, Rendra atau Sapardi. 

Selalu ada impresi dan kisah, atau sepotong kisah tentang hujan dan senja. Dan memang, hujan dan senja selalu menarik perhatian.

Orang yang awam dengan dunia kreatif (juga saintis)  agaknya tetap berkesan dengan hujan dan senja. Selalu berkesan. Masing masing kita punya catatan berbeda tentang keduanya.

Mungkin, hujan dan senja membawa kenangan masa kecil dan bayangan tertentu. Bayangan yang hinggap di pelupuk jiwa.

Bila hujan bisa melambangkan keriangan dan kegembiraan, maka senja selalu melambangkan kesenduan dan kepasrahan, atau sesuatu yang akan hilang dalam sekejap.

Dalam Jagokata, Fiersa B menyebut bahwa "Beberapa penyair sibuk bersembunyi di balik senja, hujan, gemintang, ufuk, gunung, pantai, jingga, lembayung, kopi, renjana, juga berbagai kata romantis lainnya, untuk kemudian lupa pada fakta bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Hingga akhirnya kata-kata hanyalah hiasan semata."

Pada perspektif ini, hujan dan senja adalah romantisme sendiri dalam pikiran si penyair. Walau tentu, menjadikan keduanya sebagai " hiasan  belaka adalah tidak ideal.

Tapi, bisa saja, hujan dan senja justeru mengobati rasa bersalah penyair/penulis dalam penyelesaian problem sosial di tengah  masyarakatnya. 

Maka dengan hujan dan senja akhirnya ia dapatkan sesuatu yang baru tentang jawaban lain dari pencarian eksistensinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun