Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keimanan Seorang Muslim Tergantung Lisan dan Tangannya

18 Oktober 2021   21:34 Diperbarui: 18 Oktober 2021   21:47 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keimanan Seorang Muslim tergantung Lisan dan Tangannya:pernyataan itu termasuk Ungkapan Hadis Nabi (Muhammad SAW) yang mashur. Di samping hadis lain tentang berkata baik, jujur, menyantuni yatim, menolong yang lemah, bersedekah dsb.

Ini sekaligus penanda bahwa ajaran Islam tidak hanya ritus, namun terkait dengan ibadah" sosial. Bahkan, tanggung jawab sosial itu bisa menjadi variabel keimanan. utuh tidaknya keimanan seorang muslim diukur dengan lisan dan tangannya.

Kelalaian dalam menjaga lisan dapat menyebabkan seseorang  kehilangan amal salihnya. sebab, amal salihnya dialihkan kepada orang yang ia zalimi atau yang ia sakiti.

Demikian pula dengan tangan, tidak hanya terkait masalah pencurian dan kekerasan, serta pembunuhan, namun juga perihal kerusakan lingkungan. Variabel tersebut menjadi ukuran kedalaman iman seorang muslim.

 Sebab, setelah lisan yang mengakui kenabian Muhammad SAW, lisan tersebut mesti membawa orang lain kepada keselamatan dan kebaikan.

Memperingati kelahiran Baginda Muhammad SAW dalam era medsos dan digital sekarang, sangat relevan dengan upaya menjaga lisan dan tangan (jempol) dari hal hal yang menyebabkan fitnah, kebohongan dan kehancuran diri sendiri.

Peringatan ini juga sebagai penanda ketersambungan risalah kenabian (Nabi dan Rasul) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa (AS) yang ditutup dengan Muhammad SAW, yang lahir 1.456 tahun yang lalu.

Sehingga sepantasnya bagi setiap muslim khususnya, mengambil momen ini untuk meneladani sifat Baginda Muhammad SAW yang dikenal jujur sejak kecil, penyantun, pemaaf dan penuh kemuliaan,  bahkan terhadap orang orang yang membencinya.
"Cukuplah engkau jaga lisanmu, itu akan membawamu ke syurga" Katanya kepada Muaz bin jabal. Atau kata Baginda lagi " Janganlah saling mencelakai dan saling merugikan".

note:
referensi, diantaranya dalam syarah arbain annawawi, wafat abad keenam Hijriayah (6 H)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun