Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Jangan Panggil Mama Kafir, Kisah Pergelutan di Antara dua Iman

18 Oktober 2025   06:24 Diperbarui: 18 Oktober 2025   06:24 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan panggil Mama kafir." Ia terdengar seperti peringatan, tapi juga doa; seperti amarah yang akhirnya menemukan bentuknya dalam cinta. Dari judulnya saja, film ini sudah menuntut keberanian --- bukan hanya bagi penontonnya, tapi juga bagi siapa pun yang pernah merasakan getirnya hidup di antara dua keyakinan.

Sinopsis
Maria, seorang perempuan Nasrani, bertemu Fafat, seorang pria Muslim, pada malam Natal di gereja. Cinta muncul, mereka menikah meski berbeda agama. Dari pernikahan lahir anak, Laila, yang sejak lahir dijanjikan ayahnya akan dibesarkan sebagai Muslim. Namun Fafat meninggal dunia saat Laila masih bayi, tinggal Maria sebagai ibu tunggal.
Maria berjuang untuk menepati janji mendiang suaminya untuk mendidik Laila dalam ajaran Islam. Tantangan muncul dari Umi Habibah, ibu Fafat, yang merasa bahwa Maria belum cukup dalam pengajaran agama terhadap Laila, sehingga mengajukan gugatan hak asuh. Klimaks emosional diraih saat Laila, dalam proses persidangan atau konflik keluarga, mengucapkan kata yang menjadi judul film: "Jangan panggil Mama kafir".

Tema & Nilai
Toleransi lintas iman: Konflik antara nilai agama, keyakinan pribadi, dan apa yang dianggap "cukup" oleh lingkungan sekitar.

Kasih ibu dan identitas anak: Perjuangan seorang ibu mencintai anaknya dan mengasuhnya sesuai janji, meskipun berat secara sosial dan emosional.

Hak asuh dan norma sosial: Bagaimana masyarakat dan keluarga memandang hak seorang ibu non-Muslim dalam mendidik anak, terutama dalam konteks agama Islam dalam keluarga suami.

Kelebihan & Tantangan
Kelebihan:
Cerita yang dekat dengan kenyataan --- banyak orang bisa merasakan konflik antar iman atau perbedaan keyakinan dalam keluarga.

Akting Michelle Ziudith dianggap kuat dalam memerankan Maria. Perannya sebagai ibu tunggal yang penuh pengorbanan, sabar, dan emosi dalam dilema.

Konflik emosional dibuat realistis dan penuh nuansa, tidak hanya hitam-putih.

Tantangan:
Tema lintas iman adalah isu sensitif di Indonesia: film ini harus hati-hati agar tidak memicu kontroversi atau salah tafsir.

Ada risiko bahwa sebagian penonton bisa melihat film ini sebagai "menghakimi" atau "memihak", tergantung bagaimana pendekatan film dalam menggambarkan sudut Umi Habibah dan lingkungan yang mendukung hak asuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun