Belajar dari Dunia
Singapura melalui Monetary Authority of Singapore (MAS) memilih pendekatan berbeda: mereka lebih fokus pada pengendalian nilai tukar ketimbang suku bunga. Jepang dengan Bank of Japan terkenal berani bereksperimen dengan suku bunga negatif. Amerika Serikat dengan The Fed sering dianggap "bank sentral dunia" karena keputusannya memengaruhi pasar global.
Perbandingan ini mengingatkan kita bahwa tidak ada resep tunggal. Setiap negara memilih strategi sesuai konteks ekonomi, budaya, dan politiknya. Indonesia dengan struktur ekonomi berbasis konsumsi tentu berbeda dengan Singapura yang sangat tergantung perdagangan global.
Sinergi dengan Fiskal
Satu hal yang sering dilupakan: kebijakan moneter tidak bisa berjalan sendiri. Ia harus bersinergi dengan kebijakan fiskal---yakni kebijakan pemerintah dalam mengatur pajak dan belanja. Bayangkan moneter menurunkan suku bunga untuk mendorong konsumsi, tapi pemerintah justru menahan belanja. Efeknya tidak maksimal. Atau sebaliknya, pemerintah belanja besar-besaran, tapi bank sentral mengetatkan bunga. Hasilnya kontradiktif.
Sinergi inilah yang jadi kunci. Indonesia pernah sukses menjaga stabilitas ketika BI dan Kementerian Keuangan bekerja seirama menghadapi pandemi. Bunga diturunkan, belanja diperbesar, hasilnya resesi bisa dipangkas hanya dua kuartal.
Refleksi: Moneter di Kehidupan Kita
Akhirnya, mari kita kembali ke pasar kecil di awal cerita. Bagi pedagang sayur, kebijakan moneter mungkin terdengar asing. Tapi sesungguhnya, ketika BI menaikkan bunga, ongkos pinjaman modalnya naik. Ketika rupiah melemah, harga pupuk impor melonjak. Ketika inflasi terkendali, dagangannya laku stabil. Maka moneter adalah bayangan besar yang selalu ada di belakang layar kehidupan sehari-hari.
Kebijakan moneter adalah cerita tentang uang dan waktu: bagaimana uang hari ini nilainya tetap terjaga besok, bagaimana keputusan sekarang berdampak pada generasi mendatang. Ia adalah seni menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan stabilitas, antara kebutuhan rakyat dan disiplin ekonomi.
Penutup
Dalam dunia yang semakin terhubung, kebijakan moneter bukan lagi urusan teknokrat semata. Ia menjadi bagian dari narasi masyarakat: dari rumah tangga yang menghitung cicilan, mahasiswa yang menabung uang kuliah, hingga negara yang bernegosiasi dengan pasar global.