Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Joko Tingkir Bag 12

12 September 2025   15:03 Diperbarui: 12 September 2025   15:03 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joko Tingkir: skrinsyut 

Paseban Agung, Titah Sultan


Langit Demak siang itu biru pucat, tapi udara di dalam istana terasa tebal dan berat. Paseban Agung dipenuhi para bangsawan, adipati, dan wali yang duduk bersila berhadap-hadapan. Gamelan pelan berbunyi dari kejauhan, hanya sekadar menambah khidmat.

Di singgasana, Sultan Trenggana duduk dengan jubah putih bertepi emas. Sorot matanya tajam, namun wajahnya teduh. Di hadapannya, Mas Karebet menunduk hormat, menyerahkan laporan kemenangan dari laut Rembang. Di atas nampan kayu diletakkan keris berukir naga dan teratai---bukti yang membakar udara.

Baca juga: Joko Tingkir Bag 7

Sultan mengangkat keris itu perlahan. Cahaya matahari yang masuk dari sela tirai membuat bilahnya berkilau. Suara Sultan tenang, tapi menusuk:

"Keris ini... milik siapa, Karebet?"

Semua mata menoleh ke arah Karebet. Para adipati menahan napas. Sunan Kudus yang duduk di sisi kanan Sultan hanya diam, wajahnya tak terbaca.

Karebet menjawab dengan suara mantap:
"Hamba tidak berani menuduh, Kanjeng Sultan. Hamba hanya menemukannya di kapal perompak. Hamba serahkan keputusan sepenuhnya pada Paduka."

Baca juga: Joko Tingkir Bag 4

Hening sejenak. Sultan meletakkan keris di hadapannya, lalu menatap para hadirin. Beberapa wajah bangsawan terlihat gusar, sebagian lagi justru tersenyum samar, seakan menunggu apa yang akan terjadi.

Baca juga: Joko Tingkir Bag 8

Bisikan di Antara Bangsawan

Adipati-adipati mulai berbisik pelan. Nama Arya Penangsang melayang di udara seperti asap dupa, tak ada yang berani menyebut keras-keras, tapi semua paham arah tuduhan. Beberapa menganggap ini fitnah terencana, sebagian lain menilai inilah kesempatan menyingkirkan sang Adipati Jipang yang keras kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun