Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Joko Tingkir Bag 11

11 September 2025   07:20 Diperbarui: 11 September 2025   07:20 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joko Tingkir: skrinsyut 


Jejak Keris, Bayangan Istana

Kabar kemenangan armada Karebet di Laut Rembang menyebar cepat ke seluruh Demak. Pelabuhan Jepara yang semula dipenuhi wajah cemas kini bergemuruh dengan pujian. Para pedagang memuji keberanian Jaka Tingkir, menyebutnya titisan ksatria Majapahit yang bangkit kembali.

Namun di balik sorak gembira rakyat, istana menyimpan riak yang berbeda. Kemenangan Karebet justru membuat beberapa bangsawan resah. Seorang anak desa yang baru saja diangkat prajurit tiba-tiba mendapat nama harum, bahkan nyaris sejajar dengan para adipati yang bertahun-tahun berjuang menegakkan Demak.

Baca juga: Joko Tingkir Bag 9

Keris yang Membuka Luka

Di pendapa agung Jepara, Karebet menyerahkan keris rampasan kepada Tumenggung. Ukirannya jelas: lambang seekor naga melilit bunga teratai, tanda khas Adipati Jipang, Arya Penangsang.

Sejenak ruangan itu hening. Para pejabat saling pandang, sebagian menahan napas. Nama Arya Penangsang bukan sekadar seorang adipati---ia adalah darah bangsawan, keponakan Sultan Trenggana, sekaligus cucu Raden Patah, pendiri Demak. Menyebut namanya saja sudah bisa memicu gemetar politik.

"Apakah kau yakin keris ini milik Jipang?" tanya seorang pejabat dengan suara bergetar.

Baca juga: Joko Tingkir Bag 10

Karebet menatapnya lurus. "Saya tidak menuduh. Saya hanya menunjukkan apa yang saya temukan."

Baca juga: Joko Tingkir Bag 6

Jawaban itu terdengar sederhana, tapi menyimpan kehati-hatian. Karebet tahu, satu kata salah bisa menjadi jebakan. Menuduh darah kerajaan berarti menantang singa dalam kandangnya.

Bisik-Bisik Para Wali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun