Reaktivasi jalur kereta api lama di Jawa Barat juga bernasib serupa. Digembar-gemborkan bisa mendongkrak pariwisata dan ekonomi lokal, tapi hingga kini yang berjalan hanya segelintir. Sisanya tenggelam dalam birokrasi dan tarik-menarik anggaran.
Apakah MRT Jakarta Fase 3 dan 4 sedang menuju jalan yang sama?
Infrastruktur Tak Butuh Panggung, Tapi Komitmen
Kita sudah kenyang dengan seremoni: peletakan batu pertama yang meriah, maket proyek yang keren, video promosi yang membius. Tapi semua itu tak berarti apa-apa jika proyeknya tak berlanjut. Infrastruktur publik bukan urusan pencitraan, tapi keberanian mengawal anggaran dan keberlanjutan lintas pemerintahan.
Jika memang ada kendala dalam pendanaan atau koordinasi, sampaikanlah secara terbuka. Rakyat bisa paham bila diajak jujur. Tapi rakyat juga berhak kecewa jika terus disuguhi janji yang tak ditepati. Terlebih jika proyek strategis seperti MRT dikorbankan untuk pembiayaan program-program jangka pendek yang sensasional tapi minim dampak struktural.
Penutup: Kita Tak Butuh Lagi Janji, Tapi Bukti
MRT Jalur 3 dan 4 seharusnya menjadi simbol masa depan Indonesia modern: transportasi cepat, terintegrasi, ramah lingkungan. Tapi jika proyek ini hanya berhenti sebagai rencana, maka ia hanya akan menambah deretan mitos pembangunan yang terlalu sering kita telan mentah-mentah.
Kini saatnya publik bersuara. Kita tak sekadar ingin mendengar janji. Kita ingin melihat hasil. Karena infrastruktur bukan soal seremoni, tapi soal masa depan!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI