Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

UFO Pernah Mampir ke Gunung Padang?

4 April 2025   22:14 Diperbarui: 4 April 2025   22:47 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lokasi ini merupakan tempat peristirahatan atau berhening setelah melalui teras pertama hingga kelima. Konon, tempat ini sebagai pusat bersemedi para leluhur.
"Menurut cerita turun temurun dari nenek moyang, teras kelima ini merupakan tempat bersemedi Sunan Ambu dan Sunan Rama (Adam dan Hawa), yang lokasi tepatnya terletak di tengah teras kelima.  Dan masih ada satu lagi yaitu prabu yang merupakan putra atau anak dari Rama (ayah) dan ibu (ambu).
Empat Unsur Alam di Gunung Padang

Pak Nanang menjelaskan bahwa Gunung Padang memiliki keseimbangan empat unsur utama dalam kehidupan yaitu :
Tanah -- Struktur situs yang tersusun dari batuan andesit melambangkan kekokohan bumi.

Air -- Mata air di kaki gunung yang dianggap suci dan memiliki energi penyucian.

Angin -- Hembusan angin di puncak yang sering membawa ketenangan bagi mereka yang bermeditasi.

Api -- Diyakini hadir dalam energi spiritual yang mengalir di tempat ini, serta dalam upacara pembakaran dupa.

Sambil memperagakan tidurnya di batu singgasana, Pak Nanang menyebutkan bahwa penginapan di homestay rumahnya tersedia bagi mereka yang ingin merasakan suasana malam di Gunung Padang. Waktu terbaik untuk menginap adalah bulan Juni, Juli, dan Agustus, saat langit cerah.

Saat malam tiba, pengunjung bisa kembali naik ke Teras 5, duduk atau tiduran sambil menikmati langit penuh bintang. Rasi bintang seperti Sagitarius bisa terlihat dengan sangat jelas.

Pak Nanang juga bercerita bahwa ia pernah melihat benda mirip UFO di dekat pohon yang aksisnya berwarna kekuningan. Ia mengatakan benda itu melayang tanpa suara sebelum akhirnya menghilang.

Sebelum turun, kami mengambil air dari mata air di kaki gunung, sambil berdoa dan membakar dupa sebagai tanda penghormatan.
Gunung Padang bukan sekadar situs megalitik, tetapi juga tempat yang penuh dengan energi dan sejarah yang masih terus diteliti.

Sekitar pukul 5,45 sore, kami mengucapkan selamat tinggal dan Terimakasih kepada pak Nanang dan Gunung Padang dengan harapan dapat kembali lagi kesini .

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun