Jalan-jalan biasanya merupakan proses yang menyenangkan, apalagi menggunakan pesawat udara yang modern. Namun bagi penumpang dengan kebutuhan khusus yang termasuk dalam kelompok PRM harus ada perlakuan khusus selama di bandara baik keberangktaan maupun kedatangan. Apa itu PRM?
PRM adalah singkatan dari "Passenger with Reduced Mobility", yang berarti penumpang dengan mobilitas terbatas.
Istilah ini digunakan dalam industri penerbangan untuk merujuk pada penumpang yang membutuhkan bantuan khusus, seperti pengguna kursi roda, lansia, atau orang dengan disabilitas. Layanan PRM biasanya mencakup:
*Bantuan dari check-in hingga boarding
*Penggunaan kursi roda atau alat bantu lainnya
*Prioritas dalam proses keamanan dan imigrasi
*Bantuan saat turun dari pesawat dan pengambilan bagasi
Maskapai penerbangan dan bandara memiliki kewajiban untuk menyediakan layanan ini sesuai dengan standar keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Berikut adalah pengalaman bepergian dengan penumpang yang menggunakan layanan kursi roda menuju Tanah Suci. Seharusnyav merupakan pengalaman yang menyenangkan. Sayang, apa yang terjadi di Bandara Madinah dan Taif, Arab Saudi, justru memberikan kesan sebaliknya.
Jika di negara lain layanan ini diberikan dengan profesionalisme tinggi, di Arab Saudi tip bisa menjadi lebih penting daripada tanggung jawab petugas.
Dalam penerbangan dengan Qatar Airways dari Jakarta ke Taif via Doha serta saat kembali dari Madinah ke Jakarta, pelayanan ground handling di kedua bandara ini kurang memuaskan. Tidak hanya terang-terangan meminta tip, beberapa petugas bahkan meninggalkan penumpang yang seharusnya dibantu, hanya karena tip yang diberikan dianggap kurang. Hal ini sangat kontras dengan layanan prima di udara oleh awak kabin.
Layanan Kursi Roda atau Layanan "Minta Tip"?
1. Petugas Mematok Tip dengan Harga Minimal
Di Bandara Madinah, ketika menggunakan layanan kursi roda, petugas tidak hanya menerima tip, tetapi meminta lebih jika dianggap kurang. Bahkan, ada yang menetapkan tarif minimum 30 riyal (sekitar 140 ribu rupiah).
Hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan pengalaman di bandara lain seperti:
*Jepang (Narita, Haneda, Fukuoka, dll.) -- Petugas mengantar penumpang hingga duduk di kursi pesawat tanpa ekspektasi tip.
*Hong Kong -- Layanan kursi roda diberikan dengan profesionalisme tinggi, tanpa tekanan untuk memberi tip. Bahkan memberi tip kurang disnjurkan.
*Jakarta (Soekarno-Hatta) -- Jika diberi tip, petugas menerimanya dengan sopan, tetapi tidak akan meminta atau menuntut lebih. Bahkan bisanya mereka menolak tip pada awalnya.