Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menembus Garis Batas 23: Bahkan Genghis Khan Memberikan Hormat

16 Oktober 2023   11:31 Diperbarui: 16 Oktober 2023   12:27 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menara, Majsid & Madrasah: Dokpri

Di bagian atas tam rotunda atau bangunan berbentuk bundar dengan ornamen berbentuk muqarnas atau stalaktit yang khas. Pola ornamen di menara ini memiliki berbagai bentuk dan terbagi dalam berbagai zona sesuai ketinggian. Walau terkesan sederhana dengan warna cokelat muda yang seragam, tetap menimbulkan keindahan tersendiri yang mendalam.

Menara yang menjulang: Dokpri
Menara yang menjulang: Dokpri

Uniknya selain berfungsi sebagai muazin melantunkan azan untuk memanggil orang untuk sholat di masjid, menara ini juga pernah memiliki berbagai fungsi yang lain. Di antaranya sebagai mercu suar yang memerikan petunjuk bagi para pengelana atau musafir yang berjalan di padang pasir di malam-malam tanpa Bintang.  

Namun yang sedikit mengganggu adalah menara ini pun pernah digunakan sebagai tempat eksekusi baik para kriminal maupun orang yang tidak disukai oleh penguasa.  Mereka dilemparkan dari atas menara untuk menemui ajalnya.  Karena itu pula menara Kalon ini mendapat julukan yang sadis yaitu Tower of Death atau Menara Kematian.

Di bagian dasar menara, terdapat ornamen dan juga tulisan yang menyebutkan nama arsitek menara ini yaitu Master atau Usto Bako. Namun ada cerita yang menarik tentang sang arsitek yang mengatakan bahwa dirinya kemudian kurang puas dengan hasil karyanya dan akhirnya dia ingin dimakamkan di tempat yang akan terkena reruntuhan menara ini jika runtuh.  

Makam Usto bako ini kemudian ada dengan jarak sekitar 45 meter dari menara Kalon ini. Yang tidak kalah menarik juga adalah bahan-bahan campuran untuk membangun menara yang terbuat dari bata ini, yaitu ternyata dibangun dengan campuran kuning telur, susu unta dan darah banteng. 


Kubah kecil hamam: Dokpri
Kubah kecil hamam: Dokpri

Sambil mendengarkan cerita dan legenda tentang Menara Kalon, saya melihat ada penjual es krim di depan pintu masjid. Terlihat sangat segar dan menantang di sore yang panas itu. 

Akhirnya saya membeli es krim yang disajikan secara tradisional itu dengan harga 5000 Sum saja.    Sambil menikmati es krim kisah-kisah tentang Menara ini terus berlanjut. Di belakang menara ini tambah deretan kubah-kubah kecil yang merupakan hamam atau tempat mandi yang sudah ada sejar ratusan tahun

Demikianlah hanya kurang satu abad setelah kompleks menara dan masjid ini dibangun, bangsa Mongol datang menyerbu Asia Tengah dan menghancurkan apa saja yang dijumpai.  Tepatnya pada Februari 1220, tentara Mongol dibawah pimpinan Genghis Khan menyerbu Bukhara. 

Namun ketika tiba di depan menara Kalon ini, pelindung kepala Genghis Khan terjadi dan dia harus membungkuk untuk mengambilnya. Karena itu menara ini tidak jadi dihancurkan oleh tentara Mongol sementara masjid Kalon yang asli sudah diratakan dengan tanah. Demikian menurut legenda yang beredar hingga saat ini dan sering diceritakan oleh para pemandu wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun