Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tiket dan Boarding Pass dari Masa ke Masa

19 Mei 2023   16:14 Diperbarui: 19 Mei 2023   16:17 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi tadi, saya membuka arsip-arsip lama yang mungkin sudah bertahun-tahun tersimpan di lemari buku. Secara tidak sengaja, saya menemukan beberapa dokumen yang bisa menceritakan kembali kilasan sejarah transportasi baik di dalam negeri maupun mancanegara yang saya pernah kunjungi.  Dengan sekedar melihat dan bercerita, kita dapat napak tilas perkembangan teknologi dalam bidang transportasi.

Sebagian besar yang saya temukan adalah tiket pesawat terbang, walau ternyata ada juga tiket kereta api atau ferry.  Nah untuk itu ada baiknya sedikit bercerita tentang pengalaman naik pesawat terbang di zaman dahulu. Ketika tiket masih ditulis secara manual dan boarding pass pun kadang hanya berupa sebuah kartu yang ditempelkan stiker nomor kursi. 

Cathay Pacific: Dokpri
Cathay Pacific: Dokpri

Namun yang masih sempat saya temukan adalah sebuah tiket yang masih berupa buku dimana setiap sektor penerbangan akan disobek jika sudah digunakan.  Tiket ini berasal dari tahun 1989, dengan rute Hong Kong, Tokyo Osaka Hong kong Singapura dan Jakarta.   Dan terdapat juga tag bagasi yang kala itu berupa stiker dengan menunjukkan nama kota.  TYO yaitu menunjukkan nama kota Tokyo.

Baggage tag zaman dulu: Dokpri
Baggage tag zaman dulu: Dokpri


Lalu saya juga menemukan sebuah boarding pass yang unik karena tanpa nama. Namun memiliki no. kursi  dan kota tujuan. Karena sebagian besar ditulis dalam aksara Hanzhi,  perlu beberapa lama untuk mengingat kembali maskapai mana kah ini. Yang bisa dilihat hanyalah kota tujuan yaitu Beijing yang ditulis dalam aksara Hanzhi dan three letter code yaitu PEK serta tempat duduk yang ditulis dengan coretan menjadi 4F walau aslinya adalah 1 A yang sudah tercetak.   Akhirnya saya ingat bahwa ini adalah penerbangan maskapai China Southern yang pernah saya ikuti dari Guilin pada sekitar Mei 1997, kurang lebih 26 tahun yang lalu. 

 

Boarding Pass ke Beijing: Dokpri
Boarding Pass ke Beijing: Dokpri

Masih di era sebelum ada bar code, saya juga menemukan sebuah potongan boarding pass, kali ini berbahasa Perancis. Ternyata merupakan penerbangan Air France AF 256 dari CDG Charles de Gaulle Terminal 2 C ke Djakarta atau CGK.  Selain nama tertulis juga kelas yang dinaiki yaitu kelas Tempo, tempat duduk, Boarding Gate yaitu C87 dan waktu boarding.   Yang menarik adalah Djakarta yang memang merupakan cara orang Perancis menulis nama kota Jakarta seperti Yakarta yang merupakan cara menulis Jakarta dalam bahasa Spanyol. Penerbangan ini pun berasal dari Tahun 1997. 

AF ke Djakarta: Dokpri
AF ke Djakarta: Dokpri

Saya juga masih ingat pernah menyimpan sebuah boarding pass pesawat Iran Air yang ditulis secara manual yang merupakan penerbangan domestik dari Bandara Mehrabad di Teheran ke Shiraz pada 2006.  Tidak ada bar code atau nama ,yang ada hanya logo Iran Air , nomor penerbangan dan nomor kursi yang ditempel dengan stiker.

Pada era yang lebih modern, yaitu sesudah tahun 2011, hampir semua maskapai penerbangan yang termasuk anggota IATA sudah mengucapkan selamat tinggal buat paper tiket , era E-Ticket pun dimulai. Nah saat itu, kita hanya perlu menunjukkan tiket yang sudah diprint baik untuk melewati sekuriti atau ketika cek ini di bandara. 

Saat itu kebanyakan boarding pass berbentuk standar dengan informasi nama, kelas, tempat duduk, kode PNR(Passenger Name Record) dan juga nomor E ticket,  Juga ada informasi nomor penerbangan dan waktu Boarding serta Gate number.  Salah satunya adalah boarding Pass Turkish Airlines TK yang ditulis dalam bahasa Inggris dan Turki sehingga Boarding Pass juga Bernama Binis Karti.  Penerbangan saat itu adalah TK 383 dari Tblisi ke Istanbul dengan waktu keberangkatan jam 17.15 pada Agustus 2013. 

Namun yang perlu diperhatikan, belum tentu boarding pass dari satu maskapaii menjamin kita akan naik pesawat maskapai tersebut. Terutama bila penerbangan kita adalah transit, maka bisa saja boarding pass diterbitkan di bandara awal namun pada penerbangan lanjutan kita akan menggunakan pesawat dari maskapai lain.  Sebagai contoh saya memiliki boarding pass dengan logo Cathay Pacific tetapi dengan nomor penerbangan BA 964 dari London Heathrow menuju Hamburg.  Pada boarding pass ini tidak ditulis nomor E Tket melainkan nomor keanggotaan loyalty maskapai tersebut saja di samping informasi umum lainnya. Juga nomor gate belum dituliskan karena waktu dicetak belum diketahui dan hanya akan ditulis secara manual ketika melapor di Bandara Heathrow. Jadi walau boarding passnya dan tiketnya Cathay Pacific, pesawatnya bisa saja British Airways.

Yang juga perlu diketahui bahwa di banyak bandara tersedia lounge yang disediakan bila kita naik kelas utama atau kelas bisnis.  Undangannya bisa berupa karu tersendiri atau tercetak di boarding pass.

Garuda: Dokpri
Garuda: Dokpri

Saya menemukan sebuah kartu masuk ke lounge Garuda Indonesia yang berwarna biru tua dan ditulis secara manual.  Yang ada di situ hanya nomor penerbangan yaitu GA 311 .  Seingat saya ini kemungkinan besar penerbangan dari Surabaya ke Jakarta atau sebaliknya. 

Sedangkan untuk yang tercetak di boarding pass adalah seperti untuk masuk ke lounge di bandara Dubai. Bila kita naik Emirates maka akan tertera Invitation untuk menuju ke lounge.   Walaupun bukan naik bisnis class tetapi kalau kita menjadi anggota loyalti untuk tier tertentu tetap mendapat undangan ke lounge.  Seperti pada boarding pass dari Dubai ke Dar Es Salam ini.

Sementara undangan untuk ke lounge di Dubai bila kita naik bisnis kelas juga tertera dengan jelas pada boarding pass pesawat EK 231 tujuan IAD atau Washington Dulles  yang kali ini sudah lengkap dengan nomor Gate yang ditulis  tangan di Dubai. Sementara boarding pass sendiri dicetak sewaktu kita cek ini dari Jakarta. 

Saya juga menemukan sebuah boarding pass yang cukup unik dibandingkan yang lain. Yaitu boarding pas pesawat Cathay Pacific dari HKG ke Amsterdam, namun dengan kupon airport tax sebesar HK Dolar 120 distaples pada boarding pass tersebut dan juga nomor kursi Kelas Utama yang tertulis JMP.  Ini adalah tempat duduk yang disediakan khusus di kokpit pesawat.  Mengenai airport tax ini, kita tentunya masih ngat bahwa dahulu di Jakarta pun kita membayar airport tax di bandara dan baru kemudian airport tax dijadikan satu dengan harga tiket sehingga tidak usah membayar lagi di bandara. 

American Airlines: Dokpri
American Airlines: Dokpri

Ada lagi sebuah tiket atau sisa tiket dengan potongan pengambilan bagasi untuk pesawat American Airlines dengan rute LAX menuju New Orleans dengan transit di Dalas.  Pada sisi luarnya tertulis 250 Cities , 40 Countries yang menyatakan jaringan kota dan negara yang dilayani American Airlines ini.  Saya teringat bahwa ketika transit di Dallas saya harus pindah pesawat namun karena cuaca sangat panas selama di dalam pesawat semua jendela diharuskan ditutup sehingga penumpang tidak bisa melihat keluar pesawat.  Jendela baru boleh dibuka ketika pesawat sudah berjalan sebelum tinggal landas.

ANA: Dokpri
ANA: Dokpri

Namun yang lebih modern dari Bar code adalah QR Code yang ada di boarding pass dan biasanya digunakan untuk membuka gate dengan hanya melakukan skan atau memindai QR code tersebut.   Salah satu yang sempat saya simpan adalah penerbangan domestik dengan ANA atau All Nippon Airways dari Tolyo Haneda ke Okinawa dengan no penerbangan ANA 995. Di sini tertulis Gate number dan juga security closing time yatu 15 menit sebelum keberangkatan dan juga tempat duduk no 15 D yang di aisle. 

Akan tetapi saya juga ingat pernah terbang tanpa perlu mencetak tiket atau boarding pass, karena semuanya tersedia di gadget.  Biarding pass kita sudah diemail digadjet dan telah siap dengan QR Code yang tinggal dipindai di bandara untuk masuk hingga ke pesawat.  Kalau tidak salah ini adalah penerbangan Brussel Airlines dari Brussel menuju Berlin. 

Demikian sekilas kisah mengenai beberapa lembar boarding pass yang masih disimpan di antara ratausan atau ribuan yang sudah tidak diketahui letakknya, Tenyata, masih ada kisah-kisah yang menarik untuk diceritakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun