Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pak Dhe, Nama Sandi untuk Panglima Besar Sudirman

13 Maret 2023   07:06 Diperbarui: 13 Maret 2023   07:11 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diorama: Dokpri
Diorama: Dokpri

Ketika mendengar suara dentuman keras akibat serangan Belanda, anak buah melaporkan bahwa itu hanya Latihan. Namun Pak Dhe alias Panglima Sudirman mempunyai naluri yang tajam dan segera memutuskan untuk ikut bergerilya selama 7 bulan untuk melawan dan tidak menyerah kepada Belanda.  Walaupun keadaan kesehatannya kurang baik karena kondisi paru-paru beliau. 

Dalam diorama lainnya digambarkan beliau sedang berada di sekitar pegunungan Wilis dan tiba-tiba saja Belanda menyerang. Namun ketika mendapat laporan dari anak buahnya beliau tenang-tenang saja dan kemudian berdzikir.  Ternyata kemudian cuaca berubah menjadi hujan lebat sehingga Belanda tidak bisa melanjutkan serangan dan beliau serta pasukannya selamat.

Mobil Chevrolet: Dokpri
Mobil Chevrolet: Dokpri

Demikian Panglima Sudirman bergerilya hingga 10 Juli 1949 dan kemudian dijemput dengan sebuah kendaraan Chevrolet yang hingga kini masih ada dan dipamerkan di ruangan lain di bagian belakang museum ini.  

Tempat tidur: Dokpri
Tempat tidur: Dokpri

Kami kemudian mampir juga ke ruang Sobo dan Pacitan di bagian timur sebelah selatan bangunan museum. Di sini dipamerkan perlengkapan sehari-hari yang pernah dipakai oleh Panglima Besar Sudirman ketika melakukan gerilya. Ada alat-alat makan sederhana. Dan juga bahkan lemari dan tempat tidur dari kayu. Konon barang-barang ini disumbangkan oleh rakyat yang sempat menyimpan untuk dipamerkan menjadi koleksi museum.

Ruang Panti Rapih: Dokpri
Ruang Panti Rapih: Dokpri

Di bagian utara ada sebuah ruangan yang disebut Ruang Panti Rapih.  Di sini kita dapat melihat display ketika panglima Sudirman dirawat di Rs Panti Rapih dalam rangka operasi paru-paru yang dilaksanakan pada Okober 1948, sekitar dua bulan sebelum agresi militer Belanda pada Desember 1948.

Menurut pak Suyadi beliau memang merupakan sosok yang hebat dan dikagumi baik oleh tentara dan rakyat Indonesia, namun akhirnya takdir dan kondisi kesehatan pula yang menyebabkan beliau harus meninggalkan kita semua pada 29 Januari 1950 di Magelang.   Beliau meninggal dalam usia masih sangat muda belia yaitu 34 tahun. Beliau kemudian dimakamkan di Taman Pahlawan Semaki di Yogyakarta.

Kita semua sekarang masih bisa melihat dan menyaksikan sebagian kisah hidup dan semangat yang tidak pernah menyerah yang diwariskan Panglima Sudirman di rumah yang kini menjadi Museum Sasmita Loka ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun