Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tersihir Keelokan Kota Lama Semarang di Malam Hari

26 Agustus 2022   20:47 Diperbarui: 28 Agustus 2022   02:31 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau Jakarta punya kota tua dengan bangunan zaman kolonial yang indah dan menawan, maka Semarang tentunya tidak mau kalah. Semarang juga punya Kota Lama yang disebut juga Oude Stadt atau Little Netherlands. Dan hampir setiap kali mampir ke ibu kota Jawa Tengah ini, saya selalu menyematkan diri mampir sejenak ke kota lama.   Bahkan sempat memperhatikan perubahannya sedikit demi sedikit yang makin lama makin cantik.

Menurut sejarahnya Kota Lama Semarang ini pertama kali dibangun oleh VOC setelah daerah ini diserahkan oleh Kerajaan Mataram karena VOC telah berhasil membantu Mataram untuk menumpas pemberontakan Trunojoyo dari Madura pada sekitar tahun 1670-an.

Ikan Bakar Cianjur: Dokpri
Ikan Bakar Cianjur: Dokpri

Nah perjalanan saya di kota tua memang berasal dari urusan perut, alias makan.  Tujuan utamanya adalah mampir di resto langganan yang menempati salah satu gedung tua di sini yaitu, Ikan Bakar Cianjur yang berlokasi di Jalan Letjen Suprapto.  Konon jalan yang merupakan jalan utama di Kota Lama itu dulunya bernama Heerenstraat. 

Prasasti: Dokpri
Prasasti: Dokpri

Selain masakan ikan yang lezat, sebenarnya saya juga sangat suka dengan interior restoran ini yang dulunya merupakan Gedung Pengadilan alias Rad van Justisie yang dibangun pada tahun 1760 dan merupakan salah satu gedung tertua di kawasan ini. Pada masa Orde baru gedung ini juga pernah berfungsi sebagai Kantor Pengadilan Negeri Semarang.  

Bukti sejarah ini masih dapat dilihat pada prasasti yang ada di depan gedung.   Interior gedung ini sangat cantik terutama pintu dan jendelanya yang besar serta ornamen yang ada didinding serta juga lantai nya yang khas ubin zaman Belanda dengan warna kuning genting yang dominan. Belum lagi pernak-pernik dan foto-foto yang menghiasinya.

Gereja Blendhuk: Dokpri
Gereja Blendhuk: Dokpri

Selesai makan, seperti biasa saya kemudian berjalan-jalan di kawasan kota lama dan tentu saja bangunan pertama yang selalu menarik perhatian adalah gereja Blenduk yang ada di seberang resto Ikan Bakar Cianjur.  

Gedung warna putih dengan kubah khas yang mirip gereja di Vatikan ini memang menjadi salah satu ikon kota tua.  Di depannya tertulis GPIB atau Gereja Protestan Indonesia Barat Immanuel.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun