Perkenalan saya pertama kali dengan 'Danau Sevan' adalah dalam percakapan singkat dengan supir taksi yang mengantarkan kami dari Bandara Zvarnot ke kawasan Republic Square di pusat kota Yerevan.
Dalam bahasa Rusia yang nyerocos supir taksi yang berusia lebih 50 tahun itu bercerita tentang tempat-tempat wisata di Armenia sambil menawarkan jasanya. Â Sevan More demikian dia berkata yang kalau diterjemahkan berati laut Sevan dibandingan danau. Â More sendiri memang berarti laut dalam bahasa Rusia.
Baru kemudian saya tau bahwa bagi orang Armenia, danau ini memang berfungsi sebagai laut. Maklum negri pecahan Soviet ini memang berstatus landlocked alias tidak memiliki akses ke laut.
Setelah mengagumi keindahan peninggalan masa lalu di Geghard Monastery, kendaraan yang dikemudikan Artyom pun meluncur di jalan  raya M4 yang mulus di kawasan dataran tinggi di Propinsi Gegharkunik, di bagian timut negeri Armenia ini.
Kendaraan di parkir tidak jauh dari pantai sementara Sevanavank sendiri terletak di atas bukit yang lumayan tinggi. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan-jalan dulu di pantai di tepian Danau Sevan.
Salah satu andalan wisata di danau Sevan adalah berlayar keliling  danau dengan perahu motor. Di sebuah dermaga kecil, tampak berderet beberapa perahu motor dengan berbagai ukuran.  Tampak juga rombongan wisatawan yang sedang bersiap-siap naik ke kapal untuk berlayar di air danau yang biru bagaikan laut.
Dari sini kita juga bisa melihat ke sekeliling danau, saking luasnya danau ini, memang lebih mirip laut sehingga tidak mengherankan kalau penduduk Armenia menamakan danau ini ‘Mutiara Armenia’
"Danau ini merupakan salah satu danau paling luas di Kaukasus dengan panjang sekitar 78 km dan lebar 56 km serta berlokasi di daratan tinggi sekitar 1900 sampai 2000 meter di atas permukaan laut.", demikian penjelasan Artyom dalam perjalanan dari Geghard ke Sevan sebelumnya.
Ternyata danau ini memang menyimpan banyak misteri termasuk surutnya permukaan air sejak jaman Soviet di tahun 1940 an ketika banyak aliran air digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Akibat surutnya air danau maka banyak bangunan baru di bangun di sekitar  danau dan kini ketika air mulai kembali meninggi, maka tidak mengherankan bila sebagian pantai dan bangunan ini nanti akan ada di bawah permukaan air.
Puas bermain dan bersantai di tepian pantai sambil mendengarkan lagu-lagu Armenia dan Russia yang ceria, kami berjalan menuju ke sebuah restoran di tepi pantai. Â Di depannya tampak rombongan perempuan berjilbab yang ternyata merupakan wisatawa dari Iran. Â Hubungan Armenia dengan Iran memang sangat dekat dan akrab.
Kami kemudian duduk di kursi yang menghadap ke pantai dan kemudian datanglah seorang perempuan berusia 45 tahunan yang mengantarkan menu. Yang membuat saya terkejut adalah menu tersebut ditulis dalam Bahasa Armenia dan Bahasa Farsi. Â Untungnya walau tidak terlalu lancar, Saya pernah kursus Bahasa Farsi dan bisa membaaa menu tersebut.
Asyiknya ketika kami mampir ke gerai yang menjual air mineral. Ternyat  penjualnya memang orang Iran. Dan seorang remaja berusia 17 tahunan berusaha berkomunikasi dan menanyakan asal kami. Setelah itu dia sempat minta uang rupiah untuk koleksi dan kami berikan selembar uang 20oo-an saja .
Selamat tinggal Danau Sevan dan sampai  jumpa lagi di lain hari.