Mohon tunggu...
taufik hidayat
taufik hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis politik dan penggiat pendidikan

Pernah menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin periode 1997-1999, 1999-2004 dan ketua DPRD Kota Banjarmasin periode 2004-2009. Sekarang aktif sebagai ketua BPPMNU (Badan Pelaksana Pendidikan Ma'arif NU) Kota Banjarmasin dan ketua Yayasan Pendidikan Islam SMIP 1946 Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ngapain Ikut Pemilu (3)

16 November 2022   18:20 Diperbarui: 16 November 2022   18:29 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berikut kisah lain dari pengalaman sebagai anggota dewan. Semoga kisah ini juga bisa menggambarkan bahwa pemilu itu penting, asal memang dilakukan dengan baik. Artinya kita, setidaknya mayoritas masyarakat, betul-betul memilih yang terbaik, bukan memilih karena uang.  Wakil rakyat yang terpilih tentu yang terbaik pula. Tentu mereka ingat dengan amanah yang diemban, yaitu menjaga dan memperjuangkan kepentingan rakyat yang diwakilinya.

“Mengangkat Kualitas Kehidupan Masyarakat Pinggiran.”

Anda pernah ke Banjarmasin? Kalau pernah tentu tahu bahwa di Banjarmasin itu sangat banyak sungai. Ke mana pun Anda pergi pasti akan ketemu sungai. Makanya Banjarmasin itu terkenal dengan sebutan “Kota Seribu Sungai.” Memang jumlahnya tidak persis seribu, tetapi itu menunjukkan bahwa di kota itu memang sangat banyak sungai. Tentu itu juga berarti  banyak juga jembatan.

Nah, di sana Anda juga mungkin melihat jembatan panjang, biasanya terbuat dari kayu ulin. Namun, arahnya tidak menyeberang sungai, tetapi justru sejajar dengan sungai. Itulah yang disebut dengan titian ulin.

Titian itu bisa sangat panjang sepanjang perkampungan yang ada di pinggir sungai itu. Fungsinya bukan sekedar titian, tetapi adalah jalan raya yang berada di tepi sungai. Titian ini tidak hanya dipakai oleh pejalan kaki, tetapi juga oleh kendaraan bermotor roda dua. Apabila ada kendaraan roda dua yang melintas sementara jembatannya sudah tua, dapat dipastikan suaranya akan sangat ramai alias bising, hehe

Selain jembatan dan titian ulin itu, di Banjarmasin Anda akan banyak menemukan jalan-jalan kecil atau yang biasa disebut jalan lingkungan. Mungkin ada pertanyaan, mengapa tidak dibuat lebar, ‘kan lebih enak bagi pergerakan masyarakat?

Membuat jalan di Banjarmasin bukanlah sesuatu yang mudah dan murah. Kota ini secara geografis berada 16 cm di bawah permukaaan laut. Tekstur tanahnya sangat lembek. Banjarmasin memang aslinya merupakan daerah rawa dengan banyak sungai seperti disebutkan sebelumnya. Jadi membuat jalan lingkungan yang kecil tetapi layak saja susahnya bukan main, apalagi kalau harus besar atau lebar. Biaya yang diperlukan tentu sangat besar.

Apabila air pasang, banyak jalan-jalan kecil yang terendam, terutama di kawasan pinggiran kota yang umumnya juga berada di pinggiran sungai. Akibat terendam, maka jalan tersebut mudah rusak dan becek, sehingga sangat menyulitkan bagi lalu lintas warga masyarakat kota Banjarmasin yang mayoritas berada di sana.

Terkait dengan kondisi di ataslah kisah ini terjadi, yaitu pada tahun 1999, tahun pertama saya menjadi anggota DPRD Kota Banjarmasin priode kedua (1999-2004). Saat itu saya dipercaya pimpinan partai menjadi anggota panitia anggaran, sekaligus ketua Komisi A.

Ketika ikut rapat membahas RAPBD, perhatian tiba-tiba terfokus pada proyek yang sangat penting bagi masyarakat banyak yang berada di pinggiran kota sebagaimana telah disebutkan di atas. Sebuah proyek penting dan langsung menyentuh kepentingan rakyat banyak. Namun,  anehnya anggaran yang disiapkan sangat kecil dan sangat tidak layak. Proyek itu bernama “Rehabilitasi jalan lingkungan dan titian ulin”.

Anggaran yang disediakan hanya seratus juta rupiah untuk lima puluh kelurahan. Berarti untuk satu kelurahan anggarannya rata-rata hanya dua juta rupiah. Mana cukup? Sungguh sangat memprihatinkan! Model penganggaran seperti ini jelas harus dikritisi oleh seorang wakil rakyat. Bukankah wakil rakyat itu mengemban amanah untuk menjaga kepentingan rakyat yang diwakilinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun