Justru, bisa jadi itu adalah sumber kelimpahan rezeki yang tak kamu sadari. Semakin besar kamu menahan luka, semakin lapang jalan yang Tuhan buka untukmu. Karena kamu tidak menyimpan dendam, Tuhan gantikan hatimu yang penuh luka dengan keberkahan. Karena kamu tidak membalas kejahatan, Tuhan gantikan dengan penjagaan dan pembelaan yang tak terlihat.
Diam yang Bernilai Surga
Dalam dunia yang penuh hiruk-pikuk pembenaran diri, diam adalah bentuk kekuatan. Saat kamu memilih tidak ikut kotor dalam permainan kata dan tuduhan, kamu sedang menjaga kualitas jiwamu tetap bersih. Dan dari situ, energi kebaikan akan menarik kebaikan lain. Termasuk rezeki, pertolongan, dan keberuntungan yang tidak pernah kamu duga datang dari mana.
Luka yang Diikhlaskan adalah Ladang Rezeki
Mungkin kamu tidak sadar, tapi bisa jadi rezeki yang kamu nikmati hari ini adalah hasil dari luka-luka yang dulu kamu terima dengan ikhlas. Mungkin karena kamu tidak membalas orang yang menyakiti, Tuhan membalasmu dengan kemudahan dalam hidup. Mungkin karena kamu tetap diam ketika difitnah, Tuhan angkat derajatmu tanpa kamu harus membela diri.
Jadi, tetaplah jadi orang baik. Meskipun dunia sering kali tidak adil, Tuhan selalu adil. Dan dalam keikhlasan yang kamu pupuk diam-diam, sesungguhnya kamu sedang membuka pintu rezeki yang jauh lebih luas dari sekadar materi: rezeki kedamaian, ketenangan, dan keberkahan yang tidak bisa dibeli dengan apa pun.
Perbesar Wadah Penerimaanmu, Karena Semesta Selalu Menyiapkan Hadiah yang Lebih Indah
Dalam hidup ini, tak semua hal berjalan sesuai harapan. Kita sering kali berusaha, menunggu, dan berharap---namun hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ketika itu terjadi, kecewa, marah, bahkan menyerah menjadi reaksi yang wajar. Tapi di tengah kekecewaan itu, ada satu sikap yang justru bisa membuka jalan lebih besar menuju keindahan yang belum kita lihat:Â penerimaan.
Penerimaan Bukan Tanda Kekalahan, Tapi Kematangan
Menerima bukan berarti menyerah. Menerima adalah tentang menyadari bahwa tidak semua hal bisa kita kendalikan. Kita bisa berusaha sebaik mungkin, tapi hasil akhirnya tetap di luar kuasa kita. Semakin besar wadah penerimaan kita, semakin luas ruang di dalam diri kita untuk menerima kenyataan---baik itu pahit, mengecewakan, atau menyakitkan---tanpa harus menghancurkan semangat hidup kita.
Ketika kita memperbesar wadah penerimaan, kita sebenarnya sedang memberi ruang bagi diri sendiri untuk berdamai, tumbuh, dan bangkit kembali.