Persiapkanlah kearifan sebelum benar-benar siap dengan suatu amanat. Kearifan yang tidak bisa didapat seketika kecuali sudah memiliki kemandirian atau kedaulatan pikir dan tak henti melakukan penyucian/ muhasabah diri. Dan jangan sekali-kali banyak mengumbar kata cinta jika belum banyak melakukan upaya-upaya tersebut. Kecuali nantinya cinta yang terwujud akan nampak transaksional.
Jadi, jangan sampai kita kehilangan nikmat untuk menikmati segala keadaan. Jangan sampai kita terbalik sudut pandangnya. Jangan sampai kita kurang presisi menggunakan alat bantu pemikiran. Karena segala masalah yang datang itu bukan berasal dari luar diri kita, melainkan dari diri kita sendiri. Karena Tuhan terlalu Maha Pengasih dan Penyayang terhadap seluruh hamba-hambaNya.
Begitu pula Kanjeng Nabi Muhammad Saw, kekasihNya, yang tidak pernah tega melihat ummat-ummatnya hanya sibuk dengan pertikaian yang masalah utamanya justru dirinya sendiri. Bukankah sudah banyak diberi nasihat kalau perang terbesar itu adalah melawan diri sendiri?
Jadi, enyamlah segala keadaan itu! Dan selamatkanlah kesejatianmu! Sekalipun ragamu terkoyak dan habis energimu, ingatlah bahwa akan selalu ada Sang Maha Pemberi Kekuatan. Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat segalanya. Karena kita pun, adalah sebulir demi dari hamparan kuasa-Nya.
Sadarlah akan kehadiranNya di segala ruang dan waktu. Yang kita sendiri sering lupa bahwa kemanapun kita mengarahkan pandang, itulah wajahNya. Lantas, masih beranikah kita banyak berprasangka dan berkecil hati kepada masalah?
22 Januari 2021