Mohon tunggu...
Tatiek R. Anwar
Tatiek R. Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Perajut aksara

Penulis novel Bukan Pelaminan Rasa dan Sebiru Rindu serta belasan antologi, 2 antologi cernak, 3 antologi puisi. Menulis adalah salah satu cara efektif dalam mengajak pada kebaikan tanpa harus menggurui.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Kamu

14 Desember 2021   06:58 Diperbarui: 14 Desember 2021   11:39 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: liputan6.com


Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna

Kla Project - Yogyakarta


*****


Aku menyusuri sepanjang jalan Malioboro dengan santai. Malioboro kini, sama seperti Malioboro ketika kutinggalkan tiga tahun lalu. Hanya saja, kali ini, karena dalam masa new normal, para wisatawan harus mematuhi protokol kesehatan.

Sekumpulan anak muda bergantian mengambil foto diselingi canda tawa dan tentu saja, memakai masker. Uniknya di sepanjang jalan Malioboro, aku mendapati tempat cuci tangan berbentuk gentong yang dibungkus dengan batik.

Jam yang melingkar di tangan kiriku menunjukkan pukul 19.20 WIB, masih banyak waktu untuk menikmati suasana di tempat wisata yang menjadi ikonik kota Yogyakarta. 

Jalan yang membentang dari Tugu Yogyakarta ini dibangun pada abad ke-19 dan didesain sebagai kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan. 

Malioboro sudah terkenal sejak jaman kolonial dan menjadi daya tarik wisatawan karena merupakan pusat wisata kuliner dan belanja.

Beberapa kali tukang becak menawarkan jasanya kepadaku untuk mengantar berkeliling Yogya. Aku menolak dengan sopan tawaran mereka karena aku ingin menikmati setiap sudut kota Yogyakarta. Ya, kota yang begitu banyak menyimpan kenangan tentang sosok yang mengisi hatiku. 

Tiap sudut yang kulalui, seakan menyapaku dengan ramah, mengingatkanku pada senyum manisnya. 

Hai, gadis, apa kabarnya kini? Apakah dia masih menyimpan rapat namaku di sudut terdalam hatinya? Mengapa hingga kini dia enggan beranjak dari palung hatiku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun