Mohon tunggu...
Tateng Gunadi
Tateng Gunadi Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pecinta buku, suka menulis, dan senang fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Menunggu

3 April 2021   09:07 Diperbarui: 8 September 2021   12:28 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Jan Vašek from Pixabay.com

DALAM MENUNGGU

di luar hari menjadi tua dan gelap. dengung pesawat
tiba dan pergi berkelebat di antara kelam. siapa menunggu:
berhamburan kata dari percakapan, waktu terkapar
di buku-buku, dan lalu-lalang membuang bosan. aku terduduk
ditelikung jadwal pemberangkatan: rindu memberat
pada harapan segera pergi, aku menjelma Adam yang letih
mencari sekerat mimpi. cahaya berpendar pada lukisan,
pada asesoris terpajang di etalase, pada onggokan makanan
yang menggoda rasa lapar. sesaat lagi semua menjadi
dongengan: serba sementara untuk ditinggalkan, terpenggal
sebagai sejarah, seperti angin mendesir. dan kegetiran tiba-tiba
begitu menggeletarkan urat-urat nadi: seorang kembara
selalu berangkat dan pulang dalam genggaman sang hidup,
untuk dilemparkan di suatu tempat asing
dan waktu yang diam membeku!

2003
Bandara Adisucipto, Yogyakarta

Puisi lainnya, "Anakku dan Senandung Hujan Itu" pada tautan https://www.kompasiana.com/tatenggunadi4377/6062e29f8ede48702a0e3082/anakku-dan-senandung-hujan-itu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun