Mohon tunggu...
Eta Rahayu
Eta Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Urban Planner | Pemerhati Kota | Content Writer | www.etarahayu.com

Hidup tidak membiarkan satu orangpun lolos untuk cuma jadi penonton. #dee #petir E. etha_tata@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Harga Tiga Bawang Mbok Marsi

29 April 2020   21:10 Diperbarui: 29 April 2020   21:11 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapak pedagang Mbok Marsi di Pasar Slogohimo | Dok.Pri

"Monggo bu, tumbas nopo?" Sapanya ramah pada calon pembeli yang mendekati lapaknya. Beliau mempersilakan sambil menata timbangan tradisionalnya.

Pukul 9 pagi, saya dan keponakan meluncur ke pasar yang hanya berjarak 1 kilometer dari rumah. Dengan sepeda motor metic warna biru, tak sampai 5 menit kami sudah sampai. Setelah memastikan motor terparkir sempurna, kami mulai menaiki tangga. Pasar ini memang dilengkapi tangga, karena konturnya lebih tinggi pasar dibanding jalanan beraspal di sisi barat.

Pasar Slogohimo merupakan pasar tingkat kecamatan yang terletak di Wonogiri bagian timur. Pasar ini cukup luas dengan terbagi menjadi dua bagian. Pasar bawah dan pasar atas. Dan pagi tadi saya langsung mengarah ke pasar bawah. Mencari bahan makanan untuk diolah dan disantap saat sahur nanti. Saya sudah mencatat apa-apa yang perlu dibeli. Cumi-cumi, bawang merah, bawang putih, bawang bombay, dan beberapa bumbu lainnya untuk meracik cumi-cumi pedas manis.

Berupa-rupa bahan makanan dan bumbu dapur dijual di Pasar Slogohimo | Dok.Pri
Berupa-rupa bahan makanan dan bumbu dapur dijual di Pasar Slogohimo | Dok.Pri
Saya mendatangi kios pedagang yang cukup ramai. Kios Mbok Marsi. Pedagang perempuan usia senja itu dengan ramah menawarkan dagangannya yang rupa-rupa. "Cabai rawitnya seper-empat lima ribu aja, kentang dua belas ribu. Monggo." Raut wajahnya memberi kesan ramah walau kerutan wajah tuanya tak bisa disembunyikan.

Mbok Marsi yang memakai daster berwarna batik biru-putih menjual berbagai macam kebutuhan dapur. Ada cabai berbagai jenis, bawang berbagai jenis, kentang, seledri, bawang daun, bumbu-bumbu seperti kemiri, ketumbar, dan masih banyak lainnya.

Bawang Merah Lebih Mahal di Banding Bawang Putih, Tapi Bawang Bombay Masih Jadi Rajanya

Rasanya, bawang merah dan bawang putih sudah menjadi bumbu "wajib" disetiap kali mengolah makanan. Tanpa bumbu ajaib ini, makanan umumnya terasa hambar. Bau harumnya membuat masakan terasa lebih sedap.

"Bawang putih harganya berapa?" tanya saya pada Mbok Marsi dengan bahasa jawa alus. Dan beliau menjawab, "24 ribu satu kilo. Kalau bawang merah ini bawang merah kering, harganya mahal 40 ribu satu kilo", jawab beliau hapal diluar kepala harga-harga dagangan di lapaknya.

Tumpukkan bawang merah kering seharga Rp40.000,- per kilogram di Pasar Slogohimo, Wonogiri | Dok.Pri
Tumpukkan bawang merah kering seharga Rp40.000,- per kilogram di Pasar Slogohimo, Wonogiri | Dok.Pri
Harus saya akui, dagangan beliau kualitas bagus. Bawang merahnya begitu kering dan berisi. Pun begitu pula dengan bawang putihnya. Lalu sayapun memilih beberapa butir dan saya masukkan ke dalam kantong plastik sebelum beliau timbang.

"Kalau bawang bombay berapa?"tanya saya sambil lihat lapaknya yang tak menemukan bawang bombay. "Mahal, aku nggak punya bawang bombay." "Berapa kok mahal, mbok?" "Lima puluh ribu aja nggak boleh kayaknya kalau ngecer, aku nggak berani kulakan, coba njenengan beli disana", lanjut beliau sambil menunjukkan sebuah lapak diujung lorong. Sayapun mengangguk. Dan beliau lantas sibuk dengan timbangan merahnya.

Setelah membayar total belanja, saya menuju ke lapak yang ditunjukkan Mbok Marsi. Tanpa menanyakan harga per kilonya, saya langsung bilang, "beli bawang bombay 2 mbak, berapa?" Cekatan, penjual yang memakai kerudung hijau tadi menimbang 2 bawang bombay berukuran sedang, tidak kecil juga tidak besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun