Pasien yang menjalani terapi oksigen cenderung pulih lebih cepat. Oksigen membantu jaringan tubuh memperbaiki diri lebih efektif. Sel yang rusak bisa mendapat energi tambahan dari oksigen. Metabolisme tubuh juga meningkat setelah terapi diberikan. Hal ini membuat proses penyembuhan berlangsung lebih cepat. Terapi ini sering digunakan setelah operasi atau trauma berat. Penggunaan oksigen juga membantu mencegah infeksi sekunder. Pemulihan pasien menjadi lebih optimal dengan dukungan terapi ini
Risiko Yang Perlu Diwaspadai
Walaupun memberi manfaat, terapi ini juga memiliki beberapa risiko. Oleh karena itu, pemantauan ketat tetap diperlukan selama terapi berlangsung.
Risiko Oksigen Toksik
Paparan oksigen terlalu lama bisa menyebabkan keracunan. Kondisi ini dikenal sebagai oksigen toksik atau keracunan oksigen. Gejalanya bisa berupa pusing, kejang, atau gangguan pernapasan. Terapi yang dilakukan tanpa pengawasan bisa memperparah kondisi pasien. Oleh karena itu, dosis dan durasi harus sesuai anjuran dokter. Pasien tidak boleh menambah aliran oksigen secara mandiri. Risiko ini lebih besar pada terapi jangka panjang. Penggunaan alat dengan pengatur aliran otomatis sangat disarankan. Konsultasi rutin dengan dokter sangat penting untuk mencegah komplikasi.
Kekeringan Saluran Napas
Oksigen kering dapat membuat saluran napas menjadi iritasi. Hal ini terjadi jika terapi dilakukan tanpa humidifier. Saluran pernapasan akan terasa perih dan kering. Pasien bisa mengalami batuk atau hidung berdarah. Penambahan alat pelembap bisa mencegah masalah ini. Penggunaan masker yang sesuai juga sangat membantu. Perawatan alat secara berkala penting untuk menjaga kelembapan. Jika muncul gejala, segera hentikan terapi dan konsultasikan pada dokter. Penggunaan terapi yang benar akan mengurangi risiko iritasi.
Reaksi Kulit Akibat Masker
Penggunaan masker dalam waktu lama bisa menimbulkan iritasi. Kulit sekitar hidung dan pipi menjadi kemerahan atau luka. Hal ini sering terjadi jika masker tidak pas atau terlalu ketat. Pilihlah masker yang sesuai ukuran wajah agar nyaman digunakan. Oleskan pelembap pada kulit sebelum dan sesudah terapi. Pembersihan masker secara teratur juga sangat penting. Masker yang kotor bisa memicu infeksi kulit. Jika terjadi luka, ganti alat dan hentikan terapi sementara waktu. Gunakan masker berkualitas untuk mencegah reaksi negatif ini.
Terapi Oksigen Di Rumah
Melakukan terapi oksigen di rumah semakin umum dilakukan. Namun tetap perlu panduan agar penggunaannya aman dan efektif. Gunakan alat yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan medis. Pastikan tidak ada kebocoran pada selang dan tabung. Simpan tabung oksigen di tempat yang aman dan tidak panas. Hindari merokok atau menggunakan api dekat oksigen. Gunakan humidifier untuk menjaga kelembapan saluran napas. Lakukan pembersihan alat secara berkala sesuai instruksi. Catat jadwal penggunaan agar dosis tidak berlebihan. Segera hubungi tenaga medis jika muncul gejala aneh. Jika Anda kesulitan memiliki alat sendiri, Anda dapat menggunakan layanan sewa tabung oksigen Solo untuk solusi praktis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI