Mohon tunggu...
Tasya Devi Salsabilla
Tasya Devi Salsabilla Mohon Tunggu... Lainnya - tugas kuliah

universitas muhammadyah malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan Jawa yang Mulai Terkikis Zaman

25 Januari 2022   23:55 Diperbarui: 25 Januari 2022   23:57 2074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan nilai budaya  dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bahasa Jawa dengan nilai-nilai filosofi yang maju kini mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Kebanyakan orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah bahasa Inggris daripada sekolah bahasa Jawa. Bahasa Jawa dianggap kuno. 

Sedangkan bahasa Inggris lebih fleksibel dan dapat digunakan dimana saja. Bayangkan tidak ada  yang mau belajar Jawa lagi. Melupakan Jawa hanya masalah waktu. Untuk itu, kita harus melestarikan bahasa Jawa agar tidak hilang dimakan waktu.

Pada masa kini memang tradisi yang diajarkan oleh Kejawen ini masih banyak dilestarikan. Masyarakat masih melakukan wetonan, nyadran, bersih desa, dan masih banyak lagi. Namun sayangnya mereka telah kehilangan makna filosofis yang dulu diajarkan. Sebagian besar masyarakat memang masih melakukan wetonan dan nyadran, namun mereka telah menganggapnya sebagai kebiasaan semata. 

Ketika diminta menjelaskan asal usul tradisi itu, beliau hanya mengatakan bahwa wetonan adalah bentuk rasa syukur telah diberi panjang umur. Bahkan sebagai Nyadran, ia melihatnya sebagai sarana untuk meminta pengampunan dari orang  mati.

Di balik ceritanya yg panjang, tradisi Jawa ini mempunyai fungsi menjadi arahan buat mengetahui mana yg baik buat dilakukan & mana yg buruk dilakukan. Sebagai sebuah agama  yg berkembang pada warga  kala itu, kebiasaan dibuat buat membatasi tingkah laris  insan supaya berperilaku positif & menjauhi segala hal yg mampu merugikan masing-masing individu. 

Mungkin lantaran waktu ini telah nir mampu kita lihat batasan antara agama  & tradisi, insan mulai meninggalkan tradisi yg dipercaya antik & sekedar mematuhi kebiasaan-kebiasaan menurut lingkungannya saja tanpa tahu filosofinya.

Jika terus seperti ini, kita bisa kehilangan budaya dan tradisi Jawa. Budaya yang telah mempertahankan kepercayaan ini untuk waktu yang lama mungkin akan hilang di masa depan. 

Generasi muda sekarang berpikir lebih realistis, tidak percaya pada mistisisme dan lebih memilih cara hidup modern. Akan lebih baik jika kita bisa memahami semua budaya yang kita warisi dari nenek moyang kita untuk menyaring budaya asing yang semakin merampas. tindakan kita. 

Kita boleh menerima suatu budaya dari negara asing, tetapi harus sesuai dengan karakteristik budaya bangsa kita. Karena dengan landasan budaya Indonesia yang luhur dan berharga, kita dapat menjadi bangsa yang modern, santun, dan terpelajar. Dan, tentu saja, berpegang teguh pada keyakinan kita.

Masih banyak nilai-nilai yang dapat kita ambil dari warisan budaya nenek moyang kita. Sayangnya banyak yang telah mengabaikannya dan tidak lagi peduli. 

Meskipun begitu kita harus tetap bangga menjadi suatu bagian dari bangsa Indonesia dengan berjuta tradisi yang bernilai tinggi. Kita hendaknya selalu melestarikan budaya luhur yang diwariskan nenek moyang kita. Daripada kita meniru budaya asing yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa, alangkah baiknya kalau kita berpegang pada warisan budaya Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun