Hasanat disini memiliki arti meraih kebahagiaan, kebaikan, kesejahteraan, kedamaian, dan keberhasilan di dunia dan akhirat. adapun hadits yang menerangkannya, sebagai berikut:
"Menceritakan kepada kami Zuhair ibn Harb, menceritakan kepada kami Isma'il-yakni ibn 'Ulaiyyat dari 'Abdul'Aziz dan dia adalah ibn Shuhaib ia berkata, "Qatadat bertanya kepada Anas, "Doa apakah yang paling sering digunakan Rasulullah Saw?" Anas menjawab, "Kebanyakan doa Nabi Saw adalah, Allahumma atina fi al-dunya hasanat, wa fi al-akhirati hasanat, waqina 'adzab al-nar. [Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka." (HR. Muslim)
     Hadits diatas, menunjukan bahwa salah satu tujuan pendidikan dalam hadits adalah meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. dunia ibarat alam uji coba dalam pandangan manusia, dan Allah menjadikannya dunia beserta isinya indah. Keindahan itu tentunya menjadi tantangan, rintangan yang harus dihadapi. Terkadang seseorang itu menjadikan alam duniawi ini bersifat selamanya sebab ia telah terlena dengan apa yang ada disekelilingnya termasuk harta, jabatan, amupun wanita sehingga ia terjerumus kejalan yang Allah murkai. Untuk itu, kita harus ingat bahwa masih ada kehidupan setelah ini dan tentunya kita harus membekali diri dengan iman dan ketakwaan apabila hal ini tercapai maka sejahteralah hidupnya. lupa bahwa kehidupan duniawi itu hanya bersifat sementara.
2. Ibadah Kepada Allah
     Tujuan manusia hidup dimuka bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah SwT. Karena kepemilikan Allah kepada manusia itu bersifat mutlak, maka manusia harus belajar semampunya untuk mampu beribadah kepada Allah SwT, dengan ibadah yang sebaik-baiknya. Dengan begitu, pendidikan Islam juga diarahkan agar memfokuskan tujuan kepada pembinaan manusia menjadi hamba Allah SwT yang shaleh. Pendidikan dengan tujuan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SwT adalah tujuan utama pendidikan sejak Islam ada. Sebagaimana Rasulullah yang selalu mengingatkan manusia agar senantiasa mencintai Allah SwT melebihi cinta kepada selain-Nya.
3. Pemimpin yang Bertanggung Jawab
     Setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Setiap pribadi adalah pemimpin bagi dirinya sendiri dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah diperbuatnya didunia.  Untuk mewujudkan dan menciptakan seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab, dibutuhkan pendidikan yang menjabarkan tujuan pendidikannya pada pembentukan pribadi pemimpin yang bertanggungjawab, yaitu pemimpin yang berkualitas, mampu memimpin dengan mengarahkan kepada jalan kebaikan dan kebenaran, amanah, jujur, serta memberi kemaslahatan bagi umat. jadi, pendidikan islam dalam pandangan Hadits, bertujuan agar dapat membina dan mengarahkan peserta didiknya menjadi insan yang bertanggungjawab dan memiliki kepantasan dalam menjadi seorang khalifah dibumi.
4. Pengembangan Potensi
     Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara ciptaan-Nya yang lain. Manusia merupakan ciptaan yang multipotensial dan multidimensial (jasmani dan rohani). Menurut Jalaluddin, manusia memiliki 4 potensi yang telah dianugrahkan Allah SwT, diantaranya:
1. Potensi Naluriyah merupakan dorongan dasar agar manusia mempu memelihara keutahan dan melanjutkan hidupnya.
2. Potensi Indrawi salah satu potensi yang memberikan manusia peluang agar bisa mengenal dunia luarnya.