Mohon tunggu...
Tasya ayu Az zahra
Tasya ayu Az zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyingkap Realitas Pendidikan Inklusi: Strategi Identifikasi dan Asesmen ABK untuk Mewujudkan Pembelajaran yang Adil dan Berkualitas

5 Januari 2024   16:54 Diperbarui: 5 Januari 2024   17:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan inklusif mewakili sebuah paradigma yang menyuarakan hak setiap individu, tanpa memandang perbedaan atau batasan yang dimilikinya, untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan inklusif. Di dalamnya, setiap siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, diundang untuk berpartisipasi, belajar, dan berkembang bersama teman sebayanya dalam lingkungan pendidikan yang heterogen. Konsep pendidikan ini pada dasarnya melibatkan banyak aspek kehidupan yang didasarkan pada prinsip kesetaraan, keadilan dan hak indvidu (Reid, 2005). Jadi, Pendidikan inklusi berkontribusi pada pencapaian keadilan dalam pendidikan. karena tidak hanya anak-anak dengan kebutuhan khusus yang mendapat manfaat, tetapi juga masyarakat secara yang membantu mengatasi ketidaksetaraan dan diskriminasi dalam sistem pendidikan, kemudian terciptalah masyarakat yang adil

Pendidikan inklusif menurut (Allen & Cowdery, 2000) yaitu Suatu sistem pelayanan pendidikan yang mengharuskan anak berkebutuhan khusus bersekolah di sekolah terdekat dan mengikuti kelas reguler bersama teman-teman seusianya. Dengan diterapkannya pendidikan inklusif di sekolah, maka anak berkebutuhan khusus bisa mendapatkan hak sama yang dengan anak-anak yang lain.  Tujuannya adalah memberikan hak yang sama kepada semua anak, tanpa memandang kondisi atau kebutuhan khusus mereka. Pendekatan ini mendorong sekolah untuk mengakomodasi semua anak tanpa diskriminasi, menciptakan pendidikan yang adil dan inklusif.

Pendidikan inklusif membawa visi kesetaraan dan penerimaan untuk setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Dalam perjalanan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, identifikasi dan asesmen anak berkebutuhan khusus (ABK) memainkan peran kunci dalam menggambarkan realitas dan merumuskan strategi untuk mewujudkan pembelajaran yang adil dan berkualitas bagi semua siswa. (Marnat, 2003) menekankan bahwa asesmen tidak bertujuan memberi label ABK atau menentukan penyebab kelainan, melainkan untuk memberikan dasar dalam menyusun program pendidikan yang sesuai.

Identifikasi ABK, atau Anak Berkebutuhan Khusus, merujuk pada proses pengenalan dan penentuan keberadaan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dalam perkembangan dan pembelajaran mereka. Identifikasi menurut (Swassing, 1985) terbagi menjadi dua konsep yaitu konsep penyaringan (screening) dan identifikasi aktual (actual identification). hasil dari identifikasi akan dilanjutkan dengan asesmen, yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuan anak berkebutuhan khusus (Ghozali, 2003).

Tak hanya identifikasi, asesmen juga merupakan komponen integral dalam mengevaluasi keberhasilan strategi pembelajaran dan pengembangan individual ABK. Asesmen yang inklusif tidak hanya berfokus pada kemampuan akademis, tetapi juga melibatkan dimensi sosial, emosional, dan keterampilan hidup. Dalam konteks ini, pengembangan rencana pendukung individu yang melibatkan seluruh pihak terlibat seperti guru, spesialis pendidikan, orang tua yang mengarah pada pembelajaran yang lebih terarah dan relevan. Asesmen menurut (Hays, 2007) merupakan pengumpulan informasi mengenai situasi seorang anak, yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk membuat pertimbangan dan keputusan terkait dengan anak tersebut. Tujuan utama asesmen adalah untuk mengumpulkan informasi yang dapat menjadi dasar pertimbangan dalam merancang program pembelajaran khusus untuk anak yang bersangkutan.

Terdapat beberapa langkah yang dilakukan dalam asesmen ABK (Mercer & Mercer, 1989), yaitu

  • Mengidentifikasi cakupan dan tingkatan keterampilan yang akan diajarkan.

Agar asesmen dapat dilaksanakan secara efektif, guru sebaiknya terlebih dahulu memahami tingkatan kompetensi siswa dalam suatu bidang pembelajaran. Analisis tugas dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dapat membantu guru untuk mengetahui keterampilan apa yang telah dikuasai siswa.

  • Menetapkan perilaku yang akan dievaluasi.

Asesmen perilaku dimulai dari tingkatan yang umum menuju tingkatan yang lebih spesifik. Perilaku umum mengacu pada rentang kompetensi siswa dalam penguasaan materi kurikulum, seperti kompetensi dasar untuk semua aspek bahasa. Sementara perilaku khusus mungkin hanya terfokus pada aspek membaca.

  • Memilih kegiatan evaluasi.

Guru perlu mempertimbangkan kegiatan evaluasi yang sesuai dengan rentang kompetensi umum atau khusus. Evaluasi kompetensi umum dapat dilakukan secara periodik, misalnya setiap semester, sementara evaluasi kompetensi khusus sebaiknya dilakukan secara formatif dan berkelanjutan.

  • Mengorganisir alat evaluasi.

Langkah ini terkait dengan evaluasi awal, yang mencakup identifikasi masalah, pencatatan jenis kesalahan yang mungkin terjadi, dan evaluasi keterampilan tertentu. Setelah evaluasi awal, guru dapat menetapkan tujuan dan strategi pembelajaran, serta melaksanakan dan memantau perkembangan belajar siswa.

  • Merekam kinerja siswa.

Guru perlu mencatat dua hal terkait kinerja siswa, yaitu kinerja siswa dalam tugas sehari-hari dan penguasaan keterampilan secara keseluruhan, yang biasanya dicatat dalam laporan kemajuan belajar siswa.

  • Menetapkan tujuan pembelajaran khusus untuk jangka pendek dan jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun