Mohon tunggu...
Tasya Alivia
Tasya Alivia Mohon Tunggu... Mahasiswa - communications student

i am student in Islamic State University of Sunan Kalijaga Yogyakarta. i have a lot of hobbies, which is i love to journaling, scrapbooking, embroidery, crochet, and painting! oh, and i'm interest too in Formula 1 Grand Prix!

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Pintar Mendengar, Pandai Berbicara Ala Oh Su Hyang!

19 Februari 2023   01:32 Diperbarui: 19 Februari 2023   01:39 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Atlassian.com

Pada saat ini komunikasi telah menjadi hal yang penting untuk bersaing, sehingga setiap orang akan berlomba-lomba untuk melatih atau meningkatkan kepiawaian dalam hal komunikasi. Tak hanya di bidang profesi saja, komunikasi juga diperlukan agar tetap menjaga hubungan baik dengan orang sekitar.

Coba Anda bayangkan jika teman Anda tidak bertegur sapa selama beberapa hari dengan Anda, apa yang Anda rasakan? Sebagian besar dari Anda mungkin akan merasa telah melakukan sesuatu yang salah atau menyakiti teman Anda tersebut.

Nah, dari sini dapat diketahui bersama bahwa peran komunikasi juga penting untuk hadir dalam sendi-sendi kehidupan kita sebagai seorang manusia.

Untuk itu, banyak pakar-pakar komunikasi yang mengeluarkan atau menulis buku-buku yang berisi mengenai pengetahuan akan komunikasi yang efektif atau komunikasi yang baik. Salah satunya buku Oh Su Hyang yang berjudul "Bicara Itu Ada Seninya"

Sumber: Gramedia.com
Sumber: Gramedia.com

Oh Su Hyang merupakan seorang dosen sekaligus pakar komunikasi asal Korea Selatan. Oh Su Hyang menulis buku "Bicara itu Ada Seninya" atau "The Secret Habits To Your Art of Speaking" pada tahun 2016, tapi baru diterbitkan versi bahasa Indonesia pada tahun 2018 oleh Asti Ningsih sebagai penerjemah. Buku ini mengupas berbagai hal yang dapat dilakukan untuk mencapai tingkatan komunikasi yang efektif.

Dalam satu kutipan buku tersebut dituliskan, jika ada orang yang buta nada, di dalam kegiatan berbicara pun ada yang namanya buta ucapan. Mayoritasnya, orang-orang belum mengetahui cara berkomunikasi yang baik, terlebih telah dipukul rata dengan ucapan orang-orang yang menyatakan bahwa 

"jika sudah dari awal tidak mahir berbicara, jadi hal itu tak akan bisa dirombak"

Pernyataan tersebut disanggah langsung oleh Oh Su Hyang dalam buku tersebut.

Oh Su Hyang sendiri menyanggah pernyataan di atas dengan memberikan contoh bahwa dirinya pun dulunya tidak memiliki kemampuan yang baik dalam berbicara, meskipun saat ini ia telah dikenal luas sebagai seorang pakar komunikasi.

Nah, dalam buku ini terdapat metode yang dibagikan oleh Oh Su Hyang untuk melatih kemampuan komunikasi seseorang, karena menurutnya siapa pun bisa meningkatkan kemampuannya asalkan mau berusaha.

Dalam bab kedua dari kelima bab yang ada dalam buku tersebut, ada fakta menarik untuk dibahas. Fakta tersebut menunjukkan teknik terpenting dalam komunikasi itu adalah mendengar. Ada saatnya kita harus diam dan mendengarkan lawan bicara agar komunikasi tersebut berjalan dua arah dan menjadi efektif. Bagaimanakah metodenya? Simak pembahasan selanjutnya.

Tanya, Puji, Bereaksi

Saat mendengar berbagai keluhan tentang bagaimana caranya berkomunikasi yang baik dengan orang tua, suami, dan orang sekitar, Oh Su Hyang akhirnya membuat sebuah rumus komunikasi yang fleksibel untuk digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Rumus tersebut dituliskan dengan:

C= QPR

C merupakan komunikasi, untuk mencapai komunikasi diperlukan Q sebagai question atau pertanyaan, kemudian P untuk Praise atau pujian, serta R untuk reaction atau reaksi.

Question (Pertanyaan)

Dalam buku tersebut dituliskan bahwa saat dua orang sedang terlibat dalam aktivitas berbicara, pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satunya merupakan bentuk ketertarikannya. Untuk itu, pertanyaan menjadi hal dasar dalam komunikasi. Kita tidak akan bisa menciptakan hubungan yang baik dengan seseorang jika tidak memiliki ketertarikan dengan orang tersebut.

Anda bisa memulai dengan bertanya tentang hal sederhana, seperti "Siapakah nama Anda? Atau mungkin, "Apa saja hobi Anda?", dan sebagainya. Pertanyaan yang sederhana pun bisa menjadi salah satu penyebab dekatnya hubungan seseorang.

Praise (Pujian)

Oh Su Hyang menuliskan jika "Pujian memiliki efek instan dan kuat bagi manusia". Akan tetapi, banyak juga situasi yang di mana seseorang tersebut tidak bisa melontarkan pujian. Jadi, pujian terhadap lawan bicara harus dibiasakan.

Salah satu metode untuk memberikan pujian dari gaya buku ini adalah dengan menunjuk bagian tubuh tertentu, seperti "Alis Anda tebal", atau "kulit Anda sangat bersih", dan sebagainya.

Reaction (Reaksi)

Reaksi akan hadir saat kita mendengarkan ucapan lawan bicara. Dalam buku tersebut Oh Su Hyang memberikan kutipan ucapan dari salah satu legenda dunia bincang-bincang, Larry King.

"Tunjukkanlah dengan sungguh-sungguh bahwa Anda tertarik dengan apa yang dikatakan oleh lawan bicara, sehingga dia pun akan berbuat demikian terhadap Anda. Untuk menjadi pembicara yang hebat, Anda harus terlebih dahulu menjadi pendengar yang hebat"

 (Bicara Itu ada Seninya, hlm. 50)

Dari sini Oh Su Hyang memberikan kesimpulan hambatan yang sering dialami oleh pasangan adalah mendengarkan dan merespon. Akan tetapi, menurut penulis metode di atas juga bisa digunakan dengan orang lain, tidak hanya dengan pasangan.

Itulah tadi beberapa metode yang dapat diterapkan agar dapat melakukan komunikasi yang baik dengan orang sekitar. Jangan lupa baca bukunya juga diterapkan.

Semoga Bermanfaat!

Terima kasih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun