Sesungguhnya Allâh menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menuliskannya sebagai satu kesalahan.” [HR. al-Bukhâri dan Muslim dalam kitab Shahiih mereka]
Sebagai contoh, saat kita berangkat ke masjid untuk menunaikan sholat berjamaah, niatnya tak sekedar datang ke masjid untuk sholat. Niat amal sholeh lain bisa disisipkan misalnya, sekiranya nanti ada paku atau duri akan saya singkirkan, ketika bertemu dengan jamaah lain akan mengucapkan salam, dan niat-niat yang lain.
Sekiranya ditengah jalan ternyata tidak ditemukan paku, duri atau hal lain yang merintangi dijalan, Allah SWT tetap mengganjar kita dengan pahala. Ganjaran pahala yang lebih besar tentunya didapatkan ketika kita menuntaskan niat kita dengan amalan yang nyata.
Diversifikasi niat itu seperti kembang api, meluncur dari satu cahaya dan berpendar menjadi cahaya beraneka warna. Bulan Ramadhan ini, dimana seluruh pahala dilipatgandakan oleh Allah SWT, adalah momentum terbaik untuk mengamalkan diversifikasi niat. Semoga bermanfaat (tasbul).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI