Kita sebagai manusia pada hakikatnya cenderung untuk mencintai kebenaran, dan berusaha mencari kebenaran itu tak peduli arang melintang yang akan menghalangi. Tak peduli siapapun itu, pasti akan selalu mencari kebenaran.
Barangkali kita sering mendengar bahwa ada non muslim yang masuk islam setelah bertahun lama nya  mencari kebenaran dalam agama lama nya, namun justru menemukan kebenaran itu di dalam agama Islam yang sesuai dengan hati nuraninya . Sebaliknya, ada juga mereka yang dahulu nya Islam lalu berpindah ke agama lain karena menurutnya, kebenaran itu ada di agama baru nya.
Bercerita mengenai kebenaran, anda pasti pernah mendengar pepatah lama yang berbunyi "Terimalah Kebenaran Walau Datang Dari Anak Kecil" Â maksud dari pepatah ini adalah menyarankan kepada kita untuk selalu melihat kepada makna dan kandungan dari perkataan seseorang, dan melarang kita untuk melihat terlalu jauh kepada orang yang mengatakan. Karena sejati nya kebenaran itu bisa datang dari siapa saja
Seperti kisah nabi Sulaiman yang menerima sebuah kebenaran dari seekor burung Hud-Hud yang membawa kabar tentang kerajaan Ratu Balqis. Dan masih banyak contoh lain nya.
Memang, Nabi Muhammad menyuruh kita untuk meneliti sebuah kabar atau berita serta tidak lansung mempercayainya  jika datang dari orang yang fasiq (tidak taat) karena dikhawatirkan ada dusta didalam perkataan nya itu. Namun jika yang disampaikan nya itu adalah sebuah kebaikan yang jelas atau nyata diketahui oleh orang banyak, maka sudah seharusnya bagi kita untuk menerima kebaikan itu.  Seperti ajakan untuk shalat, puasa ataupun bersedekah.
Namun, manusia juga memiliki ego yang tinggi mengenai kebenaran. Â Sehingga sering kali menolak kebenaran jika datang dari orang yang dianggap lebih rendah daripada dirinya. Sebagaimana yang pernah saya lihat, ada seorang ustad yang tidak mau menerima kebenaran kecuali jika ducapkan oleh ulama. Padahal kebenaran itu ada pada siapa saja yang Allah kehendaki, sebagaiman yang telah diungkapkan diatas bahwa seekor binatang pun bisa saja memiliki kebenaran.
Saya memilki pengalaman menarik yang saya lihat sebagai bukti dari pepatah yang telah disebutkan sebelumnya.
Beberapa hari yang lalu, pada saat saya mengikuti pengajian rutin Habib Ali Jufri di Kota Kairo, Mesir. Habib Ali Jufri merupakan seorang ulama besar yang berasal dari Yaman. Walaupun bukan alumin Universitas Al Azhar, namun keilmuan beliau diakui oleh ulama besar Al Azhar.
Saat pengajian itu, beliau menjelaskan kajian tentang Akhlak dan Adab. Lalu saat sedang asyik menjelaskan materi, datanglah seorang anak kecil  kedepan dan duduk disebelah Habib Ali. Sontak para pelajar pun kaget dan tertawa. Habib Ali pun tersenyum dan melanjutkan kajian hingga selesai.
Anak kecil itu membacakan sebuah hadis nabi Muhammad tentang adab makan, dan meminta para jemaah untuk membaca bismillah dan makan dengan tangan kanan saat makan. Lalu setelah membacakan hadis, anak kecil itu mendoakan jemaah yg hadir agar sukses dalam dunia dan akhirat.
Sontak hadirin tertawa dan bertepuk tangan karena salut dengan doa dan hadis yang diucapkan anak kecil itu, lalu Habib Ali Menimpali dan berkata  "Hadis dan doa ini keluar dari mulut anak kecil yang masih suci dari dosa. Semoga allah memberkahi anak ini" dan kami pun serentak mengaminkan.
Saya pun tersenyum kagum dengan anak kecil itu yang menyebutkan hadis itu dengan hafalan nya. Â Namun yang lebih membuat saya kagum ialah Tawadhu' dan sifat rendah Hati yang dimilki Habib Ali yang tidak melarang anak kecil untuk menyampaikan kebenaran bahkan beliau pun beberapakali mengangguk tanda setuju dengan perkataan anak kecil itu dan menyuruh kami untuk mendengarkan nya.
Padahal Habib Ali sebenarnya lebih pantas untuk mengatakan hal itu karena memang beliau adalah ulama besar, dan beliau bisa saja melarang anak kecil itu untuk berbicara karena bisa jadi anak itu pun belum paham dengan apa yang ia katakan sendiri. Habib Ali telah mencontohkan kepada murid nya agar senantiasa menerima kebenaran, walau datang dari seorang anak kecil sekalipun.
Salam damai!