Mohon tunggu...
Tardi Setiabudi
Tardi Setiabudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Rendah Hati Motivasi Diri

Tardi Setiabudi, berasal dari salah satu desa di Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alasan Masyarakat Desa Menghindari Vaksinasi

2 Juli 2021   07:46 Diperbarui: 2 Juli 2021   08:28 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun ada juga kabar dari teman saya yang lainnya yang sudah di Vaksin. Bahwa efek samping tergantung dari kondisi badan kita sendiri. Kalau badan dalam kondisi tidak baik atau kurang baik efek samping akan lebih terasa bekerja di tubuh, misalkan bisa terasa pusing atau lebih dari itu namun hanya sementara. Mendengar dari cerita yang ini saya sedikit ada rasa was-was. 

Dari beberapa informasi yang didapat, saya tetap mengikuti dan menerima Vaksin gratis yang diberikan oleh Pemerintah, "toh teman-teman saya juga baik-baik saja tak ada yang perlu dikhawatirkan. Sementara saya sendiri belum merasakan atau mengalaminya, selain itu demi kenyamanan saya sendiri kalau bepergian jauh dari rumah" dalam hati saya. 

Saya pun mendaftarkan diri kebagian pendaftaran yang bertempat di Kantor Desa dengan memberikan tanda pengenal atau KTP. Tidak lama, saya dipanggil dan diperiksa terlebih dahulu. Mulai dari tekanan darah, apakah mempunyai riwayat penyakit kronis, dan sebagainya layaknya seperti wawancara saya sebagai informannya. 

Setelah pemeriksaan awal, tubuh saya dinyatakan normal dan berhak menerima Vaksin. Saya dipanggil kembali oleh bagian yang menyuntikkan Vaksin langsung. Saya menenangkan badan dan melenturkan tangan atas saran Dokter, rasa was-was sudah saya buang jauh-jauh hingga tidak terasa kalau suntikan sudah selesai. Tidak ada efek apa-apa yang saya rasakan hanya sedikit pegal di bagian tangan saja. 

Namun malangnya saya, baru kurang lebih dari sepuluh menit saya merasakan pendengaran tidak karuan, penglihatan terasa kunang-kunang ditambah rasa pusing hingga akhirnya berbaring lemas di kursi dengan terbentang. Saya langsung meminta bantuan kepada Dokter dan menceritakan keluhan saya. Tidak menunggu lama saya langsung diberikan penanganan intensif. Padahal dalam pemeriksaan awal kondisi tubuh saya normal atau tidak ada masalah yang perlu dikhawatirkan. 

Penanganan pertama, saya diberikan teh manis hangat oleh tim medis dan meminumnya, sambil dilontarkan pertanyaan-pertanyaan dari Dokter "apakah bapak mendengar saya" ucap Dokter. Saya mendengarnya walaupun tidak karuan. Kemudian diperiksa detak jantung menggunakan alat yang di tempel di tangan, mata pun disorot menggunakan senter kecil. Dan ternyata detak jantung saya melemah itulah yang menyebabkan saya kurang berdaya. Penanganan kedua, membaringkan badan dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki, agar lebih tenang dan detak jantung kembali normal. 

Dibilang panik saya sendiri panik, namun harus tetap tenang tidak boleh panik. Saya tetap mencoba menenangkan diri sambil diajak obrol oleh teman supaya tetap selalu dalam keadaan sadar, apakah pendengaran saya sudah normal atau belum. Dalam satu jam berbaring menenangkan diri, saya pun sudah mulai rilek dan membaik mulai dari pendengaran, penglihatan, dan mulai bisa berjalan walaupun masih terasa lemas. 

Dari situ saya tahu dan merasakan sendiri efek dari Vaksin yang masuk ke dalam tubuh saya, bukan cerita dari orang lain. Oleh karena itu, saya menyarankan bagi siapa pun yang ingin menerima suntikan Vaksin, sebaiknya harus mempersiapkan tubuh dengan kondisi yang baik, supaya tidak merasakan efek berat seperti saya. Jadi jangan takut di Vaksin, itu semua upaya untuk melawan Covid-19 yang belum bisa dikendalikan di Negara kita saat ini.

Lebak, 01 Juni 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun