Mohon tunggu...
Tara  Saphira
Tara Saphira Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi - Jurnalistik

Menulis, membaca dan mendengarkan Musik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

New Normal sebagai Tatanan Baru Hadapi COVID-19

24 Juni 2020   01:10 Diperbarui: 24 Juni 2020   01:07 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

New Normal merupakan istilah yang saat ini sedang ramai diperbincangkan dan ditemukan dalam berbagai platform media. New Normal menjadi langkah hidup baru di tengah pandemi virus corona yang jika diperhatikan angka kesembuhannya maskin meningkat. 

New Normal juga merupakan salah satu cara efektif guna mempercepat penanganan Covid-19 dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi. Skenario ini dijalankan setelah mempertimbangkan kesiapan daerah dan hasil riset epidemiologis di wilayah terkait.

Dilansir Detik.com dalam Lembaga Biologi Molekuler atau LBM Eijkman, virus corona tidak akan hilang dalam waktu yang lama dari muka bumi. Layaknya manusia yang memiliki sejarah dan pengalaman hidup dengan berdampingan dengan mikroba seperti virus influenza, HIV, dan demam berdarah. 

Dan saat ini, ditengah keadaan pandemi virus corona menjadi sebuah sejarah baru yang sedang dilanda oleh seluruh dunia. Maka, kita sebagai manusia yang memiliki otak untuk befikir dan mampu menerapkannya perlu dilakukan untuk mengenali virus corona guna mencegah penularannya. Karena dengan siapa lagi kita mengharapkan virus ini usai jika bukan kita sendiri yang berusaha untuk mencegahnya.

Kehidupan yang baru guna cegah Covid-19 ini warga dihimbau untuk mempelajari kondisi lapangan untuk mempersiakan New Normal yang baru ditengah pandemi Covid-19. Penerapan tersebut akan dilakukan dengan pendisplinan protokol kesehatan dan di kawal dengan secara ketat. 

Sehingga, dapat memungkinkan tatanan baru diperluas jika dinilai efektif. Dalam protokol kesehatan tersebut, negara perlu dibuktikan mampu mengendalikan penularan Covid-19 sebelum menerapkan new normal, juga hal itu berlaku di tempat yang memilki kerentanan tinggi seperti, panti jompo, fasilitas kesehatan mental, dan wilayah dengan banyak penduduk salah satunya tempat kerja. Hal tersebut telah terdata sebanyak 4 provinsi serta 25 kabupaten/kota yang tengah bersiap menuju new normal.

Mungkin dari banyaknya penduduk masih merasakan khawatir pada tatanan baru new normal ini, pasalnya keadaan sebelum new normal ini dijalankan data kasus Covid-19 masih terus kian bertambah. Sampai saat ini, beberapa daerah masih memberlakukan PSBB dikarenakn yang memang belum siap untuk menerapkan new normal.

Namun, tak dipungkiri bahwa selama dua bulan lebih usaha jaga jarak yang pernah dijalankan berdampak pada keuangan negara. Kondisi ekonomi yang terpuruk, dan merumuskan kebijakan yang sekiranya ideal bagi pemulihan ekonomi dan laju penularan. Hingga kebijakan new normal ini lah yang menjadi statement untuk berdamai dengan Covid-19.

Pemerintah Indonesia berupaya secara bertahap melakukan new normal membuka kembali toko, UMKM, kantor, sekolah dan lain sebagainya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

Bagi para mahasiswa, penerapan new normal bisa jadi angin segar atau sebaliknya harapan yang menakutkan. Sebagai angin segar mungkin banyak sekali tanggapan mahasiswa yang selama ini tidak nyaman dengan perkuliahan secara online dapat kembali merasakan kehidupan kampus seperti biasa walau harus mematuhi protokol kesehatan.

Sedangkan new normal itu sendiri bisa menjadi harapan yang menakutkan karena keinginan mereka untuk kembali ke kampus tidak didukung degan kondisi lapangan yang seperti ini. Faktanya, kondisi lapangan membuat para mahasiswa takut akan keselamatan diri sendiri karna data yang masih menunjukkan jumlah kasus positif yang terus meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun