Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saya Pemerhati Politik, Bukan Pimpinan Partai Politik, Mengkritik Jangan Marah Ya!

23 Februari 2021   08:04 Diperbarui: 10 Maret 2021   09:42 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Jika kehadiran para politisi di dalam politik dan parlemen sekedar mewakili masyarakat dan pemikiran serta otaknya sama dengan masyarakat maka hasilnya sudah pasti sebatas, tampilan pakaian, kerja pantau memantau, kunjungan kesana dan kesini yang pada akhirnya hanya sebagaimana menumpahkan manisan pada punggung masyarakat untuk kemudian masyarakat menjilat-jilatnya dengan lidahnya yang tidak pernah sampai.

Karena saya politisi dan masih sebagai free player maka saya menulis sebebas-bebasnya tanpa ikatan kepentingan partai politik. Oleh karena itu para pimpinan dan kader partai politik tidak boleh marah-marah pada warga masyarakat yang menyampaikan pemikiran dan gagasan politiknya karena dunia politik dari dulu hingga kini tidak pernah berubah meski pada tahapan yang paling mendasar yakni dalam pengelolaan partai politik yang lebih profesional atau minimal tidaklah tertinggal yang seharusnya karena demokrasi kita sudah hampir seperempat abad.

Intinya tulisan ini bertujuan menggugah para politisi di negeri ini untuk dapat memulai berpikir untuk berpikir terhadap perubahan masyarakat. Sekaligus politik bukan hanya sekedar bicara hegemony politik dan sebatas pameran aktivitas politik sekedar mengatur dirinya dengan 90 (sembilan puluh) persen memberi keterangan kepada masyarakat sebatas pengenalan dan penunjukan orang politik pada posisi-posisi jabatan yang terhormat, serta pelantikan mereka yang maha dasyat hebatnya.

Semoga saja pemikiran ini dapat menjadi cemeti kecil terhadap kinerja politisi di negeri kita agar mereka bersatu, bersama-sama rakyat sejalan dan sepenanggungan minimal tidak salah arah.

Kemudian berpikirlah positif terhadap kritikan yang disampaikan warga masyarakat, karena mereka masih menyampaikannya dengan tulisan bukan dengan lain-lain yang membahayakan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Lho, anda kan masih terikat dengan kekaderan partai politik lama anda? Ya itu kan tergantung bagaimana kenyamanan politik dan saya bisa hidup dalam kekuasaannya.

Kalau saya hanya dibuat rugi dan tidak nyaman, bahkan dalam kehidupan saya yang normal saja tidak lancar sedangkan orang lain nyaman dalam kekuasaannya. Mengapaian saya ada disana? Apa saya manusia tidak waras? Siapapun anda akan memilih kesempatan hidup yang lebih baik untuk diri anda, anak anda dan cucu anda dimasa depan. 

Kalau kecenderungan berpikir manusia begitu adanya kenapa harus repot dengan menduga, curiga posisi seseorang ada dimana dalam politik. Orang politik akan cenderung dipersatukan dengan cara pikir yang sama dan sistem pembagian kekuasaan yang seimbang sesuai dengan daya pikirnya dalam politik.

Kalau begitu kenapa harus segan, sungkam menanyakan dan membangun komunikasi lintas kader partai politik. Kalau demikian maka komunikasi dengan masyarakat lebih parah lagi, bagaimana mau memimpin politik. 

Kacau saja pikiran abang ini....ha...ha...ha.....
Salam

foto Oleh : Tarmidinsyah Abubakar
foto Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun