Mohon tunggu...
Tapay
Tapay Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Penulis Jarang Nulis

Suka menulis tapi jarang nulis karena takut GR

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Kawah Wurung bak Wisata Italia

14 Oktober 2019   17:20 Diperbarui: 17 April 2020   16:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawah Wurung Bondowoso, Dok. www.bendebesah.com

Tempat wisata yang bagus hanya di Bondowoso, masih di Jawa. Tidak bisa dilewatkan sama sekali apalagi rute menuju kesana cukup mudah roda dua dan roda empat bisa lewat.

Dari Genteng, rute ke Kawah Wurung, yang terletak di kabupaten Bondowoso, adalah arah ke Banyuwangi. Karena kebodohan kami, cukup ikuti arahan GPS ponsel. Bukan GPS asli, Anda tahu, Garmin atau Etrex memiliki studio. Karena aplikasi GPS canggih di ponsel, bahkan jalan kecil pun terdeteksi. Dengan GPS, kami diarahkan melalui pintasan tercepat. Dan hasilnya adalah jalan kecil di tengah desa dan sawah yang buruk. Ya Tuhan, itu belum menyelesaikan cobaan dari jalan yang buruk dari kemarin.

Sekitar satu jam, kami tiba di jalan yang mulus dan mulus. Coba tebak, ini adalah rute ke Kawah Ijen. Ternyata Kawah Wurung dan Kawah Ijen berada pada arah yang sama. Sialan. Mengapa kita juga melalui jalan kecil yang jelek? GPS asem asam kecep gulo lah ....

Banyak orang yang lewat juga. Hm ... pasti akan ke Kawah Ijen. Di persimpangan ada rambu-rambu untuk Desa Wisata Osing, suku Osing asli Banyuwangi. Oh tempatnya di arah Kawah Ijen. Tentu saja Yogi juga ingin pergi ke sana. Saya pikir itu bagian selatan Banyuwangi.

Jalannya semakin menanjak. Di tengah jalan berhenti sejenak dan melihat ke bawah. Tampak kota Banyuwangi. Wow, cukup tinggi juga. Jalannya agak sepi, jarang bersilangan dengan orang. Pohon lebat di kedua sisi jalan. Suasana teduh dan khusyuk. Hijau di mana-mana. Seperti jalan pribadi. Itu menyenangkan.

Di kedua sisi jalan diapit tebing, khas jalan di pegunungan. Mengingatkan kita pada jalan menuju Tangkuban Perahu. Udara semakin dingin dan dingin. Brrrr .... Tiba-tiba jalan berliku dan ada peringatan rawan longsor. Jalan di depan sempit dan diapit tebing bumi. Sangat menakutkan jika Anda kehilangan. Eh malah ada yang berhenti dan berfoto di tengah tebing. Duh hanya mencari bahaya mereka. Jangan menyalin anak-anak. Mau narsis tapi celakalah itu lucu * eh tidak lucu

Dan tiba di Paltuding. Gerbang Kawah Ijen di sisi jalan. Rencana awal tidak ada di sini. Saya tidak tahu gerbang masuk sedekat ini. Oh tidak, itu benar-benar iman yang menggoda. Ini ada di depan gerbang Kawah Ijen lho. Cukup parkir, masuk, berjalan sejauh 3 kilometer, dan tiba di Ijen Creater. Masukkan, tidak, masukkan, tidak. Arghhhh ... Sudahlah. Niat awalnya tidak ada di sini. Tidak ada persiapan juga. Jaket itu juga tidak tebal untuk menahan cuaca dingin Ijen.

Kawah Ijen dari arah Bondowoso
Tanpa kemauan akhirnya berpaling dari gerbang wisata Kawah Ijen dan melanjutkan perjalanan. Dari Paltuding ke Kawah Wurung, pemandangannya indah. Gunung dan gunung. Suasananya sejuk, jadi ingin jalan-jalan menikmati pemandangan indah di sana. Ada air terjun di suatu tempat di kanan saat belokan. Air terjun ini dihiasi dengan batu-batu besar yang spektakuler. Banyak orang juga bepergian ke sana.

Tidak jauh dari air terjun ada gerbang dengan tanda selamat datang di Bondowoso. Uhuy Bondowoso. Sampai sini. Jika dari Kabupaten Bondowoso prasasti di gerbang Selamat Datang di Kecamatan Ijen Bondowoso. Jadi, Kawah Ijen mana yang termasuk wilayah kabupaten? Banyuwangi atau Bondowoso?

Setelah mulai tidak sabar dan bertanya kepada ayah wali yang tahu pos apa, tidak lama tiba di tikungan kecil dengan kawah kecil kawah Wurung. Di sisi jalan ada semacam gubuk kayu 2 lantai yang penuh dengan orang yang sedang beristirahat. Tampaknya habis dari Kawah Wurung. Wow mereka baru saja pulang. Kami belum tiba haha ..

Kawah Wurung
Berubah menjadi jalan kecil, kami memasuki kebun kopi. Jalanan kecil dan rusak. Oyeah, jalan rusak lagi. 2 hari mengalahkan jalan yang rusak, oye ... Tapi masih lebih baik dari ini di Meru Betiri, karena tanah dan pasir. Jalannya tidak menanjak tetapi berliku dan diapit oleh pohon kopi yang diposisikan lebih dari jalan. Rasanya seperti terkurung di jalan.

Tidak terlalu lama sampai di desa. Oh, desa ini yang dikunjungi Farah Quin ketika dia pergi ke Kawah Wurung di MTMA. Model rumah menyerupai perumahan PTPN kemarin ketika saya pergi ke Meru Betiri. Hanya saja lebih baik di sana. Konsepnya mirip Desa-desa di tengah perkebunan, sangat terpencil.

Keluar dari kota, jalan itu hanya jalan tanah sempit. Dan langsung saja naik. Kenapa model jalan itu ada di sawah? Ya, ternyata bidang kanan dan kiri memang seperti itu. Pada awalnya itu masih seperti kebon. Seiring berjalannya waktu, sawah, dengan berbagai jenis tanaman. Tampilan menjadi luas. Ini indah, hijau luas dengan latar belakang gunung-hijau. Ah .. jatuh cinta dengan destinasi wisata ini.

Di sisi kiri jalan banyak orang bekerja di ladang. Apakah mereka juga pekerja PTPN? Mungkin pekerja PTPN dan warga desa tadi. Beberapa truk juga bolak-balik, mengangkut pekerja pulang. Rasanya seperti menonton FTV di perkebunan teh di Jawa Barat.

Banyak sepeda motor naik dan turun. Sebagian besar turun. Jalan tanah masih menyertai seluruh jalan. Segera ada beberapa orang di pinggir jalan yang menarik tiket masuk yang sangat murah. Nah namanya juga tanpa fasilitas.

Tak lama tiba di tempat parkir. Sebenarnya bukan tempat parkir. Hanya beberapa sepeda motor yang diparkir berbaris. Tempat parkir ini terletak di tepi kawah. Oh ini dia sebabnya tempat ini bernama Kawah Wurung. Di depan kami ada kawah, lembah hijau luas. Ya Tuhan, betapa indahnya. Sangat indah seperti Teletubies Hill di Bromo.

Sejauh mata hanya bisa melihat semua hijau. Bukit kecil ada di mana-mana. Ada semacam genangan air di bawahnya. Ada banyak sapi yang merumput di bawah. Kemana sapi-sapi itu pergi? mungkin berguling-guling kali hahaha ... Beberapa orang hanya terlihat seperti titik-titik kecil di bawah ini.

Sebenarnya saya ingin turun. Tapi udara dingin itu mengecilkan hati. Turun saja, tapi naik? Tempat membawa tas yang berat, hadeh ... Nikmati saja pemandangannya di sini ya hehehe ...

Sepertinya Wisata Kawah Wurung adalah tempat favorit kedua setelah Baluran. Karena hijau dan luas. Dan kesepian ... Baru beberapa saat di sini orang mulai pergi. Para pekerja naik truk yang membawa mereka pulang.

Dekat Kawah wurung banyak sekali kafe dan kedai kopi menyajikan kopi nikmat asli khas Bondowoso yakni Kopi Arabika. Kopi asli Bondowoso memiliki rasa mint yang tak dimiliki daerah lain. Kalian juga dapat belajar dengan melihat langsung barista profesional meracik kopi untuk pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun