Di sebuah desa kecil bernama Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, terdapat sebuah makam yang dipercaya oleh sebagian masyarakat sebagai makam dari seorang tokoh penting dalam sejarah kerajaan Blambangan: Putri Raja Blambangan. Keberadaan makam ini membawa kisah misteri dan legenda yang menghubungkan antara masa lalu yang kaya dengan kerajaan-kerajaan Jawa kuno dan kehidupan masyarakat di sekitar Sidoarjo saat ini.Â
Kisah ini bukan hanya menjadi bagian dari cerita rakyat yang berkembang, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah yang terjalin antara kerajaan Blambangan dengan daerah-daerah lain di Jawa Timur. Untuk lebih memahami latar belakang makam ini, kita perlu menggali lebih dalam mengenai  sejarah kerajaan Blambangan , sosok  Putri Raja Blambangan, serta bagaimana legenda ini berhubungan dengan masyarakat Sidoarjo.
Sejarah Kerajaan Blambangan
Kerajaan Blambangan adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di ujung timur Pulau Jawa, yang kini meliputi sebagian besar wilayah Banyuwangi. Blambangan memiliki sejarah yang panjang dan menarik, dengan banyak kisah heroik dan peperangan yang terjadi di sana. Kerajaan ini seringkali dikaitkan dengan kerajaan-kerajaan besar di Jawa seperti  Majapahit  dan  Mataram .
Pada puncaknya, Blambangan adalah sebuah kerajaan yang kuat dan memiliki wilayah kekuasaan yang meliputi sebagian besar ujung timur Pulau Jawa. Sejarah mencatat bahwa pada masa kejayaannya, Blambangan merupakan kerajaan yang makmur dengan sistem pemerintahan yang terstruktur, dengan raja yang bijaksana memimpin rakyatnya. Namun, seperti banyak kerajaan lainnya, Blambangan juga mengalami jatuh bangun dalam perjalanan sejarahnya.
Pada abad ke-15, kerajaan Blambangan menghadapi ancaman besar dari kerajaan Majapahit yang sedang berada di puncak kejayaannya. Namun, setelah keruntuhan Majapahit pada awal abad ke-16, Blambangan mengalami masa yang lebih sulit. Kerajaan ini terpecah dan menghadapi serangkaian konflik internal dan eksternal. Blambangan juga terlibat dalam sejumlah perang dengan kerajaan-kerajaan lain, seperti Kesultanan Mataram yang sedang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pada saat itulah, kisah tentang  Putri Raja Blambangan yang bernama Dewi Sekardadu dimulai. Menurut beberapa cerita, Putri Raja Blambangan adalah seorang perempuan bangsawan yang dikenal akan kecantikannya, kepintarannya, dan peranannya yang sangat penting dalam sejarah kerajaan tersebut. Beberapa cerita mengisahkan bahwa ia memiliki hubungan politik yang erat dengan kerajaan-kerajaan tetangga dan bahkan sempat menikah dengan seorang bangsawan dari kerajaan lain untuk menjalin aliansi dan menjaga stabilitas politik Blambangan.
Namun, setelah kerajaan Blambangan jatuh dan wilayahnya dikuasai oleh kerajaan-kerajaan besar seperti Mataram dan Bali, putri ini dikatakan memilih untuk hidup dalam pengasingan, jauh dari kemewahan dan kejaran para penguasa. Dikisahkan bahwa ia hidup dalam kedamaian, jauh dari pusat kekuasaan, dan memilih untuk menghabiskan waktu di sebuah tempat yang lebih tenang, yang kemudian dipercaya sebagai lokasi makamnya di Dusun Kepetingan.
Putri Raja Blambangan: Legenda dan Realita
Putri Raja Blambangan, meskipun tidak banyak catatan sejarah tertulis yang mencatat secara pasti siapa dirinya, tetap menjadi sosok yang sangat penting dalam cerita rakyat yang hidup di sekitar kawasan Blambangan dan Sidoarjo. Dalam banyak versi cerita, putri ini digambarkan sebagai wanita yang sangat bijaksana dan memiliki kepemimpinan yang kuat. Beberapa sumber menyebutkan bahwa meskipun masih muda, ia memiliki pemikiran yang jauh lebih matang dibandingkan dengan banyak tokoh lain di istana.
Terkait dengan asal-usul dan identitasnya, ada beberapa versi yang berbeda mengenai siapa sebenarnya Putri Raja Blambangan. Beberapa mengatakan bahwa ia adalah putri dari raja Blambangan yang terakhir, sementara yang lain menyebutkan bahwa ia merupakan anak dari seorang bangsawan yang memiliki kedudukan penting di kerajaan tersebut. Ada juga yang berpendapat bahwa ia adalah seorang wanita yang memiliki hubungan darah dengan kerajaan Blambangan, namun tidak secara langsung menjadi bagian dari keluarga kerajaan.
Meskipun begitu, apa yang jelas adalah bahwa sang putri memiliki peranan penting dalam menjaga dan melestarikan budaya serta tradisi Blambangan. Setelah keruntuhan kerajaan tersebut, banyak orang yang percaya bahwa ia memilih untuk hidup dalam pengasingan, menghindari peperangan dan politik kekuasaan yang merusak. Pada titik inilah, sebagian besar cerita menyebutkan bahwa ia akhirnya pergi ke tempat yang lebih terpencil, dan akhirnya dimakamkan di sebuah lokasi yang kini dikenal dengan nama Dusun Kepetingan di Sidoarjo.
 Makam Putri Raja Blambangan di Dusun Kepetingan
Makam yang terletak di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat setempat maupun pengunjung dari luar daerah. Makam ini dikenal sebagai tempat peristirahatan terakhir dari  Putri Raja Blambangan , meskipun tidak ada bukti sejarah yang jelas mengenai hal ini. Namun, cerita rakyat yang berkembang di Sidoarjo dan daerah sekitarnya menyebutkan bahwa makam tersebut adalah milik sang putri yang memilih untuk hidup dalam kesederhanaan setelah kerajaan Blambangan runtuh.
Letak makam yang terpencil di tengah-tengah perkampungan desa, dikelilingi oleh pepohonan rindang, menambah aura misteri dan kedamaian di tempat tersebut. Banyak pengunjung yang datang ke makam ini untuk berdoa, mendoakan roh sang putri, atau hanya sekedar mengagumi ketenangan yang tercipta di sekitar tempat ini. Bagi masyarakat setempat, makam ini bukan hanya sekadar tempat bersejarah, tetapi juga merupakan tempat yang sakral yang membawa berkah dan kedamaian.
Makna Legenda Putri Raja Blambangan
Legenda mengenai  Putri Raja Blambangan  yang dimakamkan di Dusun Kepetingan, meskipun tidak dapat dibuktikan dengan bukti sejarah yang kuat, tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Sidoarjo. Legenda ini memperlihatkan bagaimana sejarah dan budaya Jawa, meskipun terkadang tidak tercatat dalam bentuk dokumentasi resmi, tetap hidup dalam cerita rakyat dan tradisi lisan yang diwariskan secara turun-temurun.
Makna dari legenda ini lebih dari sekadar kisah tentang seorang putri kerajaan. Ia mengandung nilai-nilai tentang keberanian, kebijaksanaan, dan pengabdian terhadap tanah kelahiran, yang tetap menginspirasi banyak orang hingga hari ini. Keberadaan makam ini, meskipun dikelilingi oleh keraguan dan misteri, mengajarkan kita tentang pentingnya melestarikan sejarah dan tradisi, serta mengenal dan menghormati warisan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita.
Penutupan
Kisah Putri Raja Blambangan yang dimakamkan di Dusun Kepetingan, Sidoarjo, adalah sebuah kisah yang menggugah imajinasi, membawa kita untuk merenung tentang pentingnya menghargai sejarah lokal dan warisan budaya. Meskipun kisah ini diselimuti misteri dan tidak memiliki catatan sejarah yang jelas, keberadaannya tetap hidup dalam tradisi masyarakat setempat dan menjadi simbol dari hubungan yang erat antara masa lalu dan masa kini. Melalui kisah ini, kita diajak untuk lebih menghargai dan menjaga warisan sejarah dan budaya kita, serta untuk terus menghormati tempat-tempat yang menyimpan kisah-kisah penting bagi perjalanan bangsa Indonesia.
Sumber : Masyarakat Sekitar dan Juru Kunci Makam Putri Raja Blambangan yang terletak di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Sidoarjo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI