Mohon tunggu...
Alek Laksana Vp2
Alek Laksana Vp2 Mohon Tunggu... -

Asisten Sopir Bajaj..... \r\n\r\n~\r\n\r\n"Belajar Membaca"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hartati, Kisah Pilu Pengusaha Indonesia

12 September 2012   20:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:33 2287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13474893601953877269

[caption id="attachment_212050" align="aligncenter" width="620" caption="Hartati Murdaya Poo (Kompas.com)"][/caption] Akhirnya Pengusaha Kondang Siti Hartati Murdaya ditahan KPK Rabu 12 september 2012,Sebagai tersangka Suap Bupati Buol,Amran Batalipu terkait Hak Guna Usaha Lahan Kelapa Sawit.Walaupun sejauh ini Hartati mengakui bahwa ia diperas bukan menyuap.Tentu pada akhirnya proses hukum di pengadilan akan membuktikan apa yang terjadi sesungguhnya. Semoga Hartati mampu menjalani hari hari tersulit dalam hidupnya Dari sisi hukum antara menyuap dan diperas tentu ada bedanya, tetapi dari sisi Ekonomi/Pengusaha keduanya berarti sama saja,artinya sama sama uang yang harus dikeluarkan perusahaan/pengusaha. Siapa yang tidak kenal dengan Hartati Murdaya,Pengusaha Kondang,Ketua Walubi,Anggota Dewan Penasehat Partai Demokrat,tentu sangat dekat dengan SBY,beberapa kali acara PD diselenggarakan di Kawasan Kemayoran yang menjadi bagian usaha Hartati,membuktikan kedekatan Hartati dengan SBY dan Partai Demokrat. Bayangkan dengan berbagai posisi seperti itu,Hartati kenyataanya harus juga melakukan "Pemberian Dana" kepada Bupati disuatu daerah,Bagaimana dengan Pengusaha yang tidak punya  posisi dan koneksi seperti Hartati yang ingin berusaha di inegeri ini.? Kasus Hartati sesungguhnya membuktikan bahwa "pemberian uang"  dari PENGUSAHA kepada PENGUASA sudah menjadi hal yang UMUM terjadi dinegeri ini,terlebih dengan sistem Politik yang berlaku saat ini.Tetapi sulit dibuktikan karena tidak ada yang akan mengakuinya kecuali sudah tertangkap seperti kasus Hartati tersebut. Dengan Sistem Politik sekarang, calon calon kepala daerah atau Pejabat publik yang dipilih langsung akan membutuhkan dana yang besar untuk proses pemilihan mereka. Dari mana dana tersebut, selain sedikit dana mereka sendiri tentu pada akhirnya pengusaha yang mereka "harapkan" untuk mendanai kampanye mereka. Bila tidak tertangkap pada akhirnya dana atau uang yang dikeluarkan tersebut akan menjadi cost perusahaan yang akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi atau pada akhirnya mereka akan menekan cost pada sisi lainnya biasanya justru pada bagian Biaya Pekerja karena hal tersebut yang paling mungkin dan mudah dilakukan perusahaan,Jadi Jangan heran kalau gaji Pekerja masih terasa kecil.Sementara bila tertangkap nasibnya akan seperti Hartati ini. Seharusnya Demokrasi yang sedang dibangun juga mampu menciptakan kepastian kepada pengusaha di negeri ini. Serta harus mampu menciptakan Penguasa dan Pengusaha yang bersih. Kasus Hartati mengatakan Betapa sulitnya menjadi Pengusaha di Negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun