Mohon tunggu...
Tantri
Tantri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lampung

Sedang menempuh perkuliahan di Jurusan Kehutanan Universitas Lampung

Selanjutnya

Tutup

Nature

Rimba Urban: Membangun Produktivitas di Tengah Hutan Kota

13 Mei 2024   20:32 Diperbarui: 13 Mei 2024   20:58 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bersama Bainah Sari Dewi

Menurut Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002, Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuh pohon -- pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. Hutan kota merupakan salah satu komponen RTH (Ruang Terbuka Hijau). 

Perkembangan perkotaan yang pesat seringkali diiringi dengan hilangnya ruang terbuka hijau. Gedung -- gedung tinggi menjulang mulai menggantikan pepohonan. Semakin cepat bertumbuhnya suatu perkotaan maka akan semakin berkurang pula lahan terbuka hijau yang ada dalam perkotaan tersebut. Hutan kota memiliki manfaat yaitu sebagai daerah penghijauan, kelestarian dan keindahan lingkungan yang baik dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Hutan kota adalah salah satu upaya konservasi yang penting dalam lingkungan perkotaan. 

Peran hutan kota yaknii sebagai buffer zone yang diperlukan dalam kebutuhan air bersih, lingkungan yang alami, dan sebagai pelindung flora dan fauna. Manfaat lain yang diberikan dengan adanya hutan kota diantaranya mengatur suhu udara di perkotaan, menahan padatnya polusi dan debu, sebagai penyedia oksigen, dan estetika kota. Oleh karena itu muncullah konsep hutan kota yang dapat menjadi solusi dalam mengembalikan keseimbangan antara perkembangan perkotaan dengan kebutuhan akan lingkungan yang sehat dan produktivitas masyarakat yang meningkat. 

Hutan kota memberikan kesempatan bagi masyarakat perkotaan untuk berinteraksi langsung dengan alam, meskipun berada di tengah -- tengah keramaian kota. Aktivitas seperti berjalan -- jalan, bersepeda, atau sekadar duduk bersantai di bawah rindangnya pepohonan tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan mental. Studi telah menunjukkan bahwa interaksi dengan alam dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan, sehingga meningkatkan produktivitas kerja dan kreativitas. 

Selain itu, hutan kota juga menyediakan ruang untuk kegiatan komunitas dan pendidikan. Taman-taman kota dan jalur hijau yang terintegrasi dengan baik dapat menjadi tempat untuk berbagai acara seperti pertemuan komunitas, pameran seni, atau lokakarya lingkungan. Melalui kegiatan-kegiatan ini, masyarakat dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, memperkuat ikatan sosial, dan mengembangkan keterampilan baru, yang semuanya dapat berkontribusi pada peningkatan produktivitas secara keseluruhan.

Hutan kota juga memiliki peran penting dalam mengurangi polusi udara dan memperbaiki kualitas udara di perkotaan. Pelestarian dan pemulihan hutan menjadi langkah krusial dalam upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan menjaga kualitas udara yang kita hirup. Pepohonan dan vegetasi lainnya berperan sebagai penyaring alami untuk polutan udara, sehingga mengurangi risiko penyakit pernapasan dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Dengan kesehatan yang lebih baik, masyarakat menjadi lebih produktif dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Namun, keberhasilan implementasi konsep hutan kota memerlukan komitmen dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Pemerintah perlu menetapkan kebijakan yang mendukung pembangunan hutan kota, seperti alokasi anggaran untuk pembelian lahan dan pemeliharaan taman kota. Sementara itu, masyarakat perlu terlibat aktif dalam proses perencanaan dan pengelolaan hutan kota, serta menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. 

Dengan menjadikan hutan kota sebagai bagian integral dari perkotaan, bukan hanya menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan sehat, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat secara keseluruhan. Melalui upaya bersama, kita dapat menciptakan perkotaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan bagi generasi mendatang.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi hutan kota dengan produktivitas masyarakat kota dengan mengembangkan hutan kota dan industri pariwisata. Sebagai konsep ekowisata berbasis masyarakat, pendekatan pengembangannya pasti melibatkan masyarakat, dengan alas an yaitu sektor pariwisata dapat menambah keuntungan ekonomi bagi masyarakat. Industri ekowisata sering melibatkan pendidikan dan pelatihan untuk masyarakat setempat, seperti panduan wisata, pemandu alam, atau pengelolaan taman. Ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengembangkan keterampilan baru dan meningkatkan pengetahuan mereka tentang lingkungan mereka. Selain itu pariwisata juga dapat menciptakan keuntungan sosial dan budaya, serta membantu dalam pencapaian sasaran konservasi lingkungan dan memiliki prinsip derajat kontrol masyarakat yang tinggi, sehingga masyarakat memegang kunci dalam keuntungannya. 

Ekowisata yang berkelanjutan sering kali mempromosikan kesadaran lingkungan dan konservasi alam. Menjaga ekosistem hutan kota dapat membantu masyarakat menyadari pentingnya pelestarian lingkungan. Ini bisa menciptakan rasa kepemilikan terhadap lingkungan mereka, memotivasi mereka untuk menjaga kebersihan dan kelestarian hutan kota, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun