Mohon tunggu...
Sayuti Melik S
Sayuti Melik S Mohon Tunggu... Buruh - Artes Liberalis

Membaca adalah melawan dan menulis adalah membunuh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hamba Cinta

4 Mei 2023   14:47 Diperbarui: 4 Mei 2023   14:59 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menundukan kepala seraya menetra penggalan-penggalan diksi.
Aku menekuri lembaran teka-teki fiksi.
Aku bangkit membolak-balik halaman untuk menyisi makna-makna suci.
Aku mabuk dalam kesunyian yang terjahit aksi, bahagia nan ilusi akibat kebohongan yang didekorasi.

Tapi bukan itu tujuannya, keberkelanaan kita mestinya menyusuri mantra-mantra suhfi.
Karena manusia hanya apa yang terbahasakan dalam kitab-kitab suci.
Majdub hanya mereka yang tersihir percikan-percikan cinta makrifati
Sebab kekasih telah menenggelamkannya dalam lautan luas sunyi tak bertepi

Aku menyusuri hutan berkelana dalam tafsir-tafsir kehidupan nan hampa
Hamba papa yang hina, mengais demi hangatnya pelukan cinta
Dalam sujud-sujud aku mengemis kasih, hatiku ribang akan sayu wajah cinta
Oh kekasih, aku menyebutmu dalam lantutan-lantunan merayu dan menyapa

Pada helai kain terakhir, aku tuliskan dengan tinta darah
Padanya yang memiliki segalanya dengan segala harap aku datang
Akankah ibadahku yang singkat dan tulus ini mampu menghapus dosa dan meleburkan murka
Jika iya, jangan pernah palingkan wajahmu dari aku yang merindukan.

Kali Inggoi, 22 April 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun