Mohon tunggu...
Fahrul Tanjung
Fahrul Tanjung Mohon Tunggu... Konsultan - Sekarang menjadi sastrawan Indonesia

Motivator muda Indonesia Penulis buku bumi Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Indonesia Betuah

3 Juli 2020   19:54 Diperbarui: 3 Juli 2020   19:59 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Indonesia betuah
Fahrul Tanjung

Waktu mentari mulai ada
Menyusuri dalam nya luautan samudera
Timbul lah anak pelosok desa
Menyuara kan Indonesia
Melihat kita sedang terpuruk di dalam masa

Yang kini kita seperti kapal tua
Yang berlayar tak tau arah
Hilang kendali karena di tinggal nahkoda
Di dalam nya sudah tua tua
Para pemuda sudah tak peduli ini semua
Tutup mata karena hasrat dunia
Membabi-buta karena harta
Sudah tak mau melihat bumi Pertiwi kita

Banyak orang di dalam nya
Dari ujung Aceh Indonesia sampai Papua yang jaya
Pulau megah ada di dalamnya
Tapi tak pernah di rawat oleh kita
Tetapi kita tak lepas dari satu Nusantara

Jiwa merdeka selalu ada di dada
Darah juang selalu tertanam dalam jiwa
Yang tak pernah luntur walaupun harus mati di Medan juang juga

Lantas mau sampai kapan kita seperti ini semua
Ekonomi di matikan warga asing yang ada
Sejahtera di tarik oleh Amerika
Jepang menguasai teknologi yang ada 
Sedangkan kita hanya menumpang di tanah betuah kita
Sudah pusing dan menderita kita semua 
Tak tau mau kemana dan harus apa

Sekarang uang jadi jaminan hidup kita
Negara sudah tak melihat rakyat nya sengsara di pelosok desa
Tanpa ada peduli mereka semua
Sudah tujuh kali ganti kepala negara
Tapi sayang masih jauh dari kata sejahtera
Yang kata nya merdeka hanya milik mereka orang kaya
Tapi kita sadar tanah Pertiwi kan selalu ada buat kita

Masa terus berjalan sesuai jarum jam berputar pada nya
Yang tak berhenti sampai masa yang ada
Maka yakin saja pada Tuhan yang ada
Semua ini kan berakhir dengan indah
Ini lah kita Indonesia tanah tercinta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun