Mohon tunggu...
Tania Mulyahati
Tania Mulyahati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa semester akhir

"When u feel sad, pray"

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Upaya "Melek Literasi" dalam Program Klub Literasi Sekolah (SMA Katolik Frateran Maumere)

31 Oktober 2021   11:54 Diperbarui: 31 Oktober 2021   12:36 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sebuah diksi yang memiliki makna “keterampilan yang merangkap dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu” dikenal dengan sebutan “Literasi”. Tingkat literasi setiap negara berbeda-beda. Ada negara yang memiliki peringkat atas dalam kemampuan berliterasi, adapula negara yang memiliki peringkat rendah dalam kemampuan literasinya. 

Indonesia merupakan negara yang memiliki posisi terendah dengan urutan ke 62 dari 70 negara. Data ini didapat berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019.

 “Rendah literasi berarti rendah budaya baca”. UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca. Hal ini tentu saja menjadi sebuah problem besar bagi Indonesia. Peningkatan literasi merupakan sebuah investasi manusia dalam sebuah negara. Negara dapat berkembang sampai maju oleh SDM yang berkualitas. Kualitas SDM ini dipengaruhi oleh kemampuan literasi. 

Maka dari itu, dengan adanya program Klub Literasi Sekolah ( KLS ) yang diadakan oleh SEAQIL yang memiliki fokus pemajuan literasi di lingkungan sekolah dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan literasi di Indonesia. KLS juga menjadi gagasan inovatif dan solutif dalam upaya menyikapi nilai Programme for International Student Assessment (PISA) membaca siswa Indonesia yang masih rendah dengan skor rata-rata yakni 371, sedangkan skor rata-rata OECD adalah 487 dan Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara. 

Ikut serta dalam program KLS ini menjadikan diri sebagai agent of change dalam dunia literasi. Mendampingi sebuah sekolah yang bertempat di Maumere, yakni Sekolah Katolik Frateran Maumere dengan fokus peminatan Karya Sastra merupakan sebuah proses yang mengesankan. Mengarungi lautan literasi bersama-sama menjadikan kami sama-sama belajar “berliterasi”.

Jumlah siswa yang mengikuti peminatan karya sastra ini ialah sembilan orang, siswa lainnya ikut bergabung dengan peminatan Jurnalistik dan Teater. Mengenal, Memahami, Menciptakan adalah tiga tahap yang dilalui oleh siswa-siswi ini dalam berliterasi. Proses pendampingan program ini dilakukan secara daring, yakni melalui video conference. Hal ini dilakukan karena tingkat pandemi masih tinggi. Pertemuan dilakukan satu minggu sekali dengan lamanya waktu 60 menit. 

Dalam kegiatan ini, banyak hal-hal yang baru ditemukan dalam dunia literasi. Mengenal bookarazi, sebuah premis, pembuatan karya sastra, sampai swasunting adalah proses panjang yang dilalui sampai menghasilkan sebuah karya sastra “Antologi” dengan judul Age of Youth. 

Dalam proses pembuatannya, siswa-siswi dibekali bahan tulisan dari berbagai buku yang ditugaskan untuk dibaca juga dipahami. Hal ini dilakukan untuk menggali kemampuan menulisnya nanti, sebab “Tidak akan mampu seseorang menulis jika ia tidak membaca. Hal-hal yang terurai dalam tulisan ialah hasil imajinasi dari tumpukan bacaan yang tersimpan dalam memori.” Dalam proses panjang ini, siswa mulai peka dan melek literasi, sebab ia mulai meningkatkan minat bacanya, menafsirkan apa yang didapat, bahkan menghasilkan sebuah karya sastra “Antologi”. Hal ini merupakan capaian besar dari proses melek literasi melangkah menuju proses “create” sampai akhirnya menjadi “creator”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun