Mohon tunggu...
Ahmad DeniHidayat
Ahmad DeniHidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Ahmad Deni Hidayat adalah Mahasiswa IAIN Syech Nurjati Cirebon, ia lahir di Indramayu 31 Desember 1999. Beliau mulai bergelut di dunia kepenulisan semenjak masuk di bangku perkuliahan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asal-usul Desa Ranjeng Kecamatan Losarang, Indramayu.

18 Mei 2021   17:00 Diperbarui: 18 Mei 2021   17:26 1635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hal ketinggian ilmunya mungkin disini kita tak akan dibahas lebih rinci, kita kembali pokok pembicaraan.

            Bila malam telah tiba, bergegaslah kunang menuju suatu tempat yang terdapat kedung, dimana kedung tersebut, tempat bermuaranya dua mata air yaitu mata air yang datangnya dari manggungan wetan dan mata air yang datangnya dar manggungan kulon, disitulah tempat yang disebut “Kedung Bunder” yang sekarang disebut Kebuyut ketileng, disitulah Kunang mendapatkan rejekinya, dengan perlatan sederhana seperti panjing, jala, pleding, wuwu, pluangan atau dengan ranjengan. Alat alat tersebut sekarang masih banyak digunakan terkecuali ranjengan. Ranjengan adalah tempat untuk memasang icir tetapi ada yang mengatakan bahwa ranjengan adalah jarring yang dibentangkan dan diberi tiang dipasang didepan tambak, jika ikan melompati tambak dan masuk kejaring tersebut ikan tidak akan berdaya lagi karena ketika ikan masuk kedalam itu ranjengan akan bergerak menyesuikan gerakan ikan tersebut.

Disitulah si Kunang mendapatkan rejeki dan akhirnya mendirikan sebuah gubuk untuk berteduh dan terkadang untuk bersemedi, maka sesekali waktu ia pulang ke desa (losarang) namun dikala ia berangkat mencari ikan, kuanang menyebutkan akan ke ranjengan, lama kelaman ranjengan berubah menjadi Ranjeng, dan itulah asal usul nama Desa Ranjeng.

            Hari demi hari tahun berganti tahun, makinl lama makin tua, ia tetap menetap disitu bersama keluarganya sehingga menemui ajalnya, ia di makamkan disitu dan tumbuhlah sebuah pohon yang disebut pohin ketileng. Pohon itu sampai sekarang tak pernah layu atau mati. Maka sekarang orang menyebutnya “Buyut Ketileng”.  Demikian lah asal-usul desa Ranjeng dan Kebuyut Ketileng, semoga buyut mengampuni jika ada kesalahan kami, semoga buyut di terima di sisi Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun