Mohon tunggu...
Tanaya AninditaDaniswari
Tanaya AninditaDaniswari Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

ambisius, bersemangat, dan ceria

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku "Merayakan Kehilangan"

16 Maret 2024   13:26 Diperbarui: 16 Maret 2024   13:28 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. penerbit Media Kita

Buku Merayakan Kehilangan adalah buku pertama yang ditulis oleh Brian Khrisna. Buku ini berisi kumpulan kutipan dan puisi mengenai patah hati, sama seperti judul yang diberikan untuk buku ini. Setelah membaca buku ini sampai habis, bisa disimpulkan bahwa keseluruhan isi dari buku ini menggambarkan bagaimana rasanya kehilangan orang yang dicintai. Bagaimana rasanya merasa kesepian setelah patah hati karena masa lalunya tidak merasakan kerinduan yang sama. Sampai pada bagian akhir buku, penulis menuliskan akhir dari perasaan kehilangan tersebut yang kemudian menjadi pembelajaran hidup dan sudah mendapatkan sosok pengganti yang memang diciptakan untuknya.

Sebagai pengalaman pertama dari Brian Khrisna untuk menulis sebuah buku, caranya dalam memilih kata kata untuk membawa pembaca untuk turut bisa merasakan kehilangan yang ingin disampaikan penulis tidak seperti seseorang yang baru menulis buku. Karena buku ini berisi puisi-puisi, kata kata yang digunakan dalam penulisan buku ini sangat indah dan puitis sehingga bisa menggambarkan suatu perasaan, sebagai pembaca yang tidak sedang padah hati bisa merasakan betapa sakit yang dirasakan oleh seseorang yang kehilangan. Walaupun dengan bahasa yang sangat puitis, banyak sekali hal-hal yang sangat bisa dirasakan pembaca yang sedang atau pernah kehilangan. Misalnya, seperti “Yang paling kuat mengingat biasanya adalah di yang merasa paling kehilangan”. Saat membaca kalimat tersebut, walupun pada saat itu tidak sedang merasakan kehilangan atau bahkan patah hati, kita bisa memahami hal tersebut. 

Ketika kita sangat mengingat sesuatu, saat sesuatu hilang, kitalah yang akan merasa sangat kehilangan, tidak dengan orang yang mudah lupa begitu saja. Itu adalah salah satu dari sekian banyak kalimat yang bisa dirasakan dan dipahami banyak orang. Selain itu, saya merasa design bagian dalam buku ini juga menarik, walaupun bertemakan kehilangan, namun lembaran dalam buku tersebut diberikan variasi sehingga tidak monoton dan membuat kita sebagai pembaca lebih senang melihatnya.

Akan tetapi, suatu novel pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Setelah membahas berbagai hal yang disukai dan diapresiasi dari novel ini, novel ini tentu juga memiliki kekurangan. Sebagai novel puitis, tidak semua orang menyukai suatu buku yang berisi kalimat-kalimat puitis. 

Bagi Sebagian orang yang kurang tertarik atau kurang menyukai puisi akan menganggap isi buku ini berlebihan, karena seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa penulis menggunakan bahasa yang cenderung puitis. Selain itu, dari awal buku smapai akhir, tidak ada variasi, semua kalimat yang dituliskan benar-benar membahas mengenai rasa sedih, dan sakitnya kehilangan, sehingga bagi Sebagian orang, khususnya yang tidak sedang mengalami kesedihan yang serupa akan cenderung membosankan. Bagi kebanykan orang, rasa bosan muncul setelah hampir setengah buku dibaca, tapi ini kembali ke selera masing-masing pembaca.

Secara keseluruhan buku ini dibalut dengan kalimat indah yang bisa membuat kita turut merasakan sedihnya kehilangan. Buku ini bisa direkomendasikan terutama bagi para pembaca yang mungkin rindu dengan rasa sedih atau bahkan sedang mengalami kehilangan agar tidak merasa sendiri. Karena nyatanya banyak yang merasakan hal yang sama dan kemudian dituangkan ke dalam sebuah buku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun