Mohon tunggu...
Tammy Siarif
Tammy Siarif Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Pengamat Kesehatan

Saya adalah seorang dokter, dan Manager di Rumah Sakit Swasta di Bandung, juga sebagai dosen di Perguruan Tinggi Kota Bandung. dan sekaligus sebagai pemerhati kesehatan,

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Keberhasilan Berhenti Merokok

5 Juni 2018   14:21 Diperbarui: 5 Juni 2018   14:22 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah banyak orang yang tahu bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatan. Tetapi pada kenyataannya banyak orang yang enggan meninggalkan kebiasaan merokok. Sudah banyak peringatan, penyuluhan dan poster-poster yang menggambarkan akibat dari asap rokok, namun pada kenyataannya masih banyak remaja menjadikan rokok sebagai gaya hidupnya. Bahkan kecenderungan untuk mulai merokok kini sudah bergeser pada usia anak.

Manusia mempunyai kebebasan untuk memilih  akan  merokok atau tidak merokok, bahkan pada saat perokok sudah mengidap penyakit sebagai akibat dari rokokpun, dia masih mempunyai kebebasan untuk memutuskan apakah akan terus merokok atau berhenti merokok.

Kalau demikian, apa yang mendasari seseorang untuk mengambil keputusan berhenti merokok ? Ricoeur mengatakan ada dua peranan penting dalam proses pengambilan keputusan, yaitu "sebab" atau "motif".  Menurutnya "sebab" itu berdiri sendiri, penyebabnya ada sebelum keputusan dan  tidak tergantung pada apa yang dimaknainya,  untuk mudahnya : 'saya berhenti merokok, sebab dada saya terasa nyeri'.

Rasa nyeri dada sudah ada sebelum keputusan berhenti merokok diambil, dan keputusan  itu tidak tergantung pada apa yang dipikirkan, dikerjakan atau dimaknai sebelumnya.  Jadi keputusan berhenti merokok bukan karena dirinya sendiri, tetapi  'sebab dada saya terasa nyeri'

Berbeda dengan "motif', yang tumbuh dan berkembang oleh karena pilihan sendiri, didorong oleh penilaian dalam diri sendiri, bukan dari luar dirinya, keputusannya telah di "volatisasi" (diberi nilai) oleh dirinya sendiri. Seperti apa keputusan tersebut, tergantung pada bagaimana dia mem-volatisasi keputusan tersebut. Untuk jelasnya : 'Saya berhenti merokok, karena saya ingin hidup sehat'.

Hidup sehat adalah sebuah nilai, jadi keputusan untuk berhenti merokok, karena ada nilai yang ingin diraihnya (yaitu hidup sehat), nilai itu  datang dari diri sendiri, bukan dari luar dirinya.  Sejauh mana dia memberi nilai  atau memaknai hidup sehat, sebesar itu pulalah keinginannya untuk berhenti merokok.  Karena "motif" sangat tergantung pada hubungan antara keputusan yang dibuat dengan apa yang dimaknai. 

Masih menurut  Ricoeur : Kebebasan sejati adalah sebuah keputusan yang sifatnya pribadi dan mandiri. Dengan kata lain "motif" berhubungan dengan kebebasan manusia sementara "sebab" tidak berhubungan dengan kebebasan manusia.

Hasil dari keputusan untuk berhenti merokok, dapat dilihat dari alasan mengapa dia berhenti merokok: apakah dikarenakan "sebab" atau "motif".  Jika perokok mengambil keputusan untuk berhenti merokok dikarenakan oleh "sebab", maka pada saat   penyebabnya hilang, keputusannya pun akan hilang juga, berbeda jika perokok mengambil keputusan untuk  berhenti merokok dikarenakan "motif"-nya, maka keputusan tersebut akan terus dipertahankan, karena ada nilai yang ingin diraihnya.

 Bandung, 5 Juni 2018.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun