Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

12 Tahun Kompasiana, Lebih dari Sekadar Menuliskan Kata-kata

22 Oktober 2020   21:15 Diperbarui: 23 Oktober 2020   16:12 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkap layar potong Kue 12 Tahun Kompasiana dari youtube KOMPASIANA

Belum terlambat saya mengetahui bahwa ini hari genap 12 tahun usia Kompasiana. Jika saja kompasiana berjenis kelamin laki-laki maka usia 12 tahun sudah masuk akil baligh. Begitupun jika Kompasiana adalah sosok perempuan, tanda-tanda kematangan secara fisik mulai terlihat. 

Sayangnya Kompasiana itu hanyalah sebuah ruang. Tak memiliki jenis kelamin khusus, namun ia terus bertumbuh menjadi anak zaman yang banyak memikat dan menarik minat ratusan bahkan ribuan pasang mata.

Sekedar melirik, berkenalan, akrab hingga dekat. Kompasiana jelas bukanlah ruang kosong melompong. Mereka yang telah membidani dan merawat kompasiana hingga mampu bertumbuh hingga sekarang telah membangun nilai dan tata letak yang begitu  dinamis.

perayaan 10 Tahun Kompasiana ( dok Pri)
perayaan 10 Tahun Kompasiana ( dok Pri)
Perayaan atau lebih tepatnya Syukuran atas 12 tahun Kompasiana dilakukan dengan amat sederhana. Diselenggarakan melalui live channel Youtube. 

Beberapa Crew Kompasiana bahkan hadir secara virtual. Kue ulang tahun special kiriman dari Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina melengkapi kebahagiaan di masa pendemi. 

Hanya  Mas Dimas, Koh Nurulloh selaku COO, Mbak Kiki dan mas Derry yang bergantian menyapa 78 Kompasianer yang meluangkan waktu di layar live youtube channel Kompasiana. 

Tema Rasa Syukur bersama itulah yang membuat rasa empathy di tengah wabah Korona kian terasa. Sementara live chat digunakan para peserta untuk saling menyapa dan meramaikan suasana meski tanpa suara

Lima tahun lalu awal saya mengenal Kompasiana, jelas berbeda kondisinya dengan yang sekarang. Lima tahun itu pula saya bergaul dengan zona literasi digital yang tidak saklek dengan sekedar ejaan. 

Tahun 2015 saya membuat lompatan besar dalam hidup. Belajar menulis di Kompasiana, meski saya bingung harus menulis apa dan dimulai dari mana. Kebersamaan saya bersama teman-teman kompasianers menimbulkan semangat untuk menulis lagi dan lagi. 

Slogan sharing dan connecting waktu itu benar-benar memecut spirit untuk mengenal Kompasiana lebih jauh lagi. Kegiatan offline rutin saya ikuti. Dari Mulai Nangkring, On Loc, Blog Trip, Copy Writing, Kompasianival,  dan banyak lagi.

dok. Nurulloh (nangkring pertama BI non Tunai Surabaya 2015)
dok. Nurulloh (nangkring pertama BI non Tunai Surabaya 2015)
Debut pertama Nangkring Non Tunai di Surabaya, berlanjut hingga nangkring-nangkring lainnya di beberapa kota, Yogyakarta hingga Jakarta. Meski belum saling kenal satu sama lain, namun nilai persahabatan antar sesama kompasianer luar biasa. Itu yang harusnya bisa dijaga sampai kapanpun juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun