"Hei ...." Suaraku terhenti perlahan, ketika menyadari sikapku yang salah. Jari-jariku mencengkram bibir yang tiba-tiba kelu, sambil menatap badan tegap yang berlalu ditelan kejauhan.Â
"Kenapa aku yang jadi penasaran?" Aku masih memikirkan pria yang tadi dijumpainya di kampus.Â
"Hei, Rindu, itu bukan kamu bangets! Kamu itu gadis yang terkenal paling cuek di kampus ini. Jangan ikuti emosimu!" Bertubi-tubi suara batinku menyadarkan.
Aku menatap langit-langit rumah petak yang sudah tiga tahun aku tempati. Pasalnya aku mahasiswa di kampus "Gema Cipta Karsa" yang letaknya tidak jauh dari rumah kontrakanku.Â
Pikiranku menerawang jauh ke masa lalu. Â Teringat saat aku harus mengambil keputusan terberat dalam hidupku. Memilih orang yang aku cintai atau membahagiakan kedua orang tuaku.Â
Mereka hanya ingin melihat aku sukses dengan bekal ilmu yang bermanfaat. Meski pun, ada hati yang harus rela kulepas seperti apa pun rasa yang kukemas saat berusaha untuk ikhlas. Entah bagaimana kabarnya kini? Tak pernah lagi kudengar tentangnya.Â
***
BrughhhhhÂ
Aku terperangah kaget, tanpa sengaja buku-buku yang ada di genggamanku telah berjatuhan.Â
"Maaf, Rindu. Aku tak sengaja,"ucap pria misterius yang beberapa kali kujumpai di kampus ini.Â
Walaupun tidak terlihat jelas. Kali ini wajah tampan lelaki itu, begitu membuatku klepek-klepek. Ia telah berhasil mengalihkan duniaku. Dunia kesendirian yang sempat membuatku tak bisa berpaling. Terlampau kaku hati ini, hingga menutup rapat untuk lelaki mana pun.