Mohon tunggu...
Tamara Palupi
Tamara Palupi Mohon Tunggu... Wiraswasta - owner of God's given so called positive vibes

i'm all about social media, internet, passion, sharing, living a life, architect, interior, decoration, graphic, color, travelling and writing for sure.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Narendra Putra (1)

4 Agustus 2010   09:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:19 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cerita ini hanya fiksi

So…you have your own life, huh?
As for me, I don't think so.

"Aduh…ini lukisannya bagus-bagus banget sih", kataku gemas dalam hati.  Iya, aku menyukai lukisan-lukisan yang tidak terlalu nampak natural.  Aku lebih suka yang unik, mirip ilustrasi-ilustrasi yang mengedepankan beberapa tokoh berkarakter.
Aku mendapatkan satu bundel artwork ini dari sebuah event pameran lukisan yang akan diselenggarakan.  Pameran ini merupakan event tahunan ternama di Ibukota, karena mengangkat karya-karya seniman muda berbakat.  Dan biasanya sebagian besar nama mereka akan menjadi lebih ternama di kemudian hari.

Bukan, aku bukan salah satu peserta pameran lukisan itu melainkan ikut menjadi penyelenggara.  Tugasku memastikan acara berlangsung lancar selama beberapa hari sebagai salah satu pengurus materi pameran, baik itu materi lukisan yang akan dipajang maupun tulisan yang harus diterbitkan dalam sebuah buletin.  Jadi aku juga harus berhubungan langsung dengan artist-artist yang ikut pameran.
"Narendra Adhyaswara Putra" kutemukan satu nama itu dan aku tertegun beberapa saat.
Nama itu…nama yang mengingatkanku tentang sesuatu.  Sesuatu yang sangat mendalam dalam hatiku. Cinta pertamaku.

Narendra ternyata biasa dipanggil Rendra.  Dia merupakan salah satu artist yang harus kuwawancarai untuk dimasukkan artikelnya dalam buletin pameran.  Dan ngomong-ngomong tentang lukisannya, mungkin ada sedikit ciri khas yang mudah sekali dikenali diantara sekian puluh lukisan lain yang terpajang dalam galeri pameran.  Dia selalu menggoreskan obyek-obyek simetris.  Entah bagaimana dia merangkai, menambah ataupun membedakan warna obyek-obyek tersebut, tapi yang jelas selalu ada sesuatu pembeda simetris dalam kanvasnya.

Entah bagaimana pula, sesuatu tentang Rendra menggelitikku.  Entah karena karya-karyanya memang bagus atau "lucu" (aku sering menggunakan istilah itu dalam mengganti kata "menarik"), atau jangan-jangan…karena sebuah memori mendalam tadi.  Yeahhh, okeee…aku memang pernah punya kisah tak terlupakan dengan seseorang bernama Putra dan sedikit (atau mungkin banyak ya...) tergila-gila dengan apapun yang ada 'putra'-nya.  Jadi mungkin rasa menggelitik ini gara-gara nama Rendra mengandung "Putra".  Ahhh, tapi sudahlah…bukan itu yang ingin kuceritakan sekarang.

Singkat kata aku tertarik dengan segala sesuatu tentang Rendra, walaupun belum pernah ngobrol langsung, kecuali wawancara singkat waktu itu.  Dan ternyata rasa penasaranku itu menjadi-jadi.  Aku ingin tahu hampir segala sesuatu tentang dirinya.  Aku mencari tahu tentang website pribadinya, mencoba mengetahui tanggal lahir, apa saja yang disukainya, sudah punya pacar atau belum dan hal-hal lain lewat facebook.  Dan setelah tahu beberapa informasi itu, rasa penasaranku terjawab sudah. That's it.

Empat tahun kemudian
Ternyata kecintaanku pada lukisan tetap ada dalam urat nadi walaupun sekarang aku berstatus sebagai mahasiswi Teknik Elektro di sebuah perguruan tinggi ternama Ibukota.  Aku tetap mengikuti beberapa forum-forum yang membahas tentang karya-karya seni, khususnya lukisan. Aku menjalin hubungan dengan teman-teman baru dalam forum itu dan jumlah mereka terus bertambah hari demi hari sampai akhirnya. WAIT!!! Rendra?

Wow, aku menemukannya lagi.  Kali ini dalam sebuah contest yang lazim diselenggarakan oleh beberapa member forum itu, Rendra ikut mensponsorinya.  Bodohnya, aku baru sadar bahwa itu Rendra setelah diberi tahu temanku tentang nama aslinya.  Sebelumnya aku tidak tahu bahwa itu dia, padahal sudah beberapa kali mampir di "profile page"-nya dalam forum itu.  Iya, dia memakai nama samaran dan...style melukisnya berubah.

Kini Rendra lebih sering menggambarkan obyek-obyek cantik.  Obyek yang tercipta sangat rumit bagi orang awam yang tidak mengerti lukisan.  Dia bisa membuat obyek-obyeknya seolah "menyala" dengan shadowing yang…indah.  Aku tidak bisa menemukan kata-kata lain yang lebih tepat, karena aku juga tidak terlalu tahu tentang teknik menggoreskan cat di atas kanvas.  Dan satu hal…entah kemana perginya kesimetrisan yang dulu sangat membuat Rendra berbeda.

Tiga hari yang lalu
"Bisa kita ketemu malam ini?", kubaca tulisan di layar handphone kesayanganku.  Rendra, nama pengirimnya.  Ya…setelah lebih dari empat tahun, akhirnya aku bisa mengenal sosok Rendra dengan lebih dekat.  Bukan sekedar wawancara singkat malu-malu ataupun memata-matainya dari layar komputerku.  Aku benar-benar di dekatnya.  Mungkin dekat di hatinya juga, karena seminggu yang lalu dia berkata bahwa dia menginginkanku.  Aku tidak mengerti apa yang dia maksud.  Atau…mungkin aku yang tidak mau tahu tentang maksud Rendra sebenarnya.  Aku sudah bertunangan dengan Faiz.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun