Mohon tunggu...
Talbyahya Herdy Putra
Talbyahya Herdy Putra Mohon Tunggu... Relawan - Juru elus kucing di Komunitas Kalimetro

Seorang mahasiswa teknik yang punya minta di kajian sosial. Saat ini menjadi relawan di salah satu NGO yang bergerak di bidang anti-korupsi. Sering menulis tapi hampir selalu ditolak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Wahai Sobat Brokenheart, Sebaiknya Kamu Jangan Berpikir Kalau Jadi Penduduk Daerah Wisata Itu Enak

30 November 2021   12:54 Diperbarui: 30 November 2021   13:11 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pemkot Batu nggak cuma mendorong alih fungsi lahan menjadi objek wisata, tetapi juga membiarkan pembangunan di kawasan yang bukan peruntukannya. 

Melansir dari catatan Malang Corruption Watch (MCW), Terdapat beberapa perumahan yang berdiri dan beroperasi di atas kawasan pertanian. Meskipun perumahan itu belum punya izin, tetapi sampai saat ini Pemkot Batu nggak mampu berbuat apa-apa dan cenderung membiarkan.

Contoh lain adalah wisata buatan yang berdiri di kawasan ruang terbuka hijau (RTH) yang juga belum mempunyai izin. Wisata buatan yang saya maksud ini juga termasuk dari objek kunjungan favorit sobat brokenheart.

Akibat dari maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi bangunan wisata dan infrastrukturnya adalah, petani kehilangan lahan pertaniannya. Mau nggak mau, lahan baru harus dibuka. Kebetulan saja lahan yang tersisa ada di kawasan hutan lereng Arjuno. 

Ketika terjadi bencana seperti kemarin, tentu saja Pemkot Batu akan berkelak, bahwa petani yang membuka lahan baru itu bertindak atas kemauannya sendiri. Secara nggak langsung sebenarnya Pemkot Batu sedang menggusur petani-petaninya dari lahan pertaniannya sendiri.

Jadi, bagi sobat brokenheart yang suka dan sangat menikmati objek wisata untuk mengobati patah hatinya, di dalam kebahagiaan mu itu ada tangis petani dan alam yang juga sama-sama tersakiti.

Kalau sekarang gimana? Yakin sanggup siap siaga dan waspada terhadap ancaman bencana yang bisa datang kapan aja? Kalau masih juga, lanjutin deh bacanya.

Harus irit Air

Maraknya pembangunan itu, nggak cuman mengakibatkan alih fungsi pertanian yang mengarah pada bencana alam saja, tetapi juga pembatasan akses air. Sobat-sobat sekalian bisa bayangin nggak, kalau seandainya untuk mandi, minum, cuci, hingga wudhu saja, air harus dikurangi sekurang-kurangnya?

Urusan air ini juga jadi sumber permasalahan utama kalau sobat-sobatku sekalian masih tetap mau tinggal di Kota Batu. Pembangunan yang marak dan juga ketidakmampun Pemkot Batu untuk mengawasinya, berakibat pada menutupnya sumber-sumber mata air yang ada di Kota Batu. 

Pada tahun 2010, ada 111 sumber mata air yang mengalirkan air bersih ke berbagai wilayah di Kota Batu dan sekitarnya. Hari ini, tersisa 52 sumber mata air yang masih aktif. Dalam waktu 1 dekade saja Kota Batu sudah kehilangan separuh sumber air bersihnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun