Mohon tunggu...
Talbyahya Herdy Putra
Talbyahya Herdy Putra Mohon Tunggu... Relawan - Juru elus kucing di Komunitas Kalimetro

Seorang mahasiswa teknik yang punya minta di kajian sosial. Saat ini menjadi relawan di salah satu NGO yang bergerak di bidang anti-korupsi. Sering menulis tapi hampir selalu ditolak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Wahai Sobat Brokenheart, Sebaiknya Kamu Jangan Berpikir Kalau Jadi Penduduk Daerah Wisata Itu Enak

30 November 2021   12:54 Diperbarui: 30 November 2021   13:11 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

BMKG menyatakan bahwa dalam dua dekade terakhir, wilayah Kota Batu mengalami peningkatan suhu sebesar 0,1 sampai 1,5 derajat celcius. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, suhu udara di Kota Batu sudah nggak bisa dikatakan dingin lagi.

Dulu, mungkin kita bisa dengan tenang keluar rumah walaupun menggunakan kaos berlengan pendek. Meskipun di siang hari, terik matahari memang terasa nggak seberapa, kadang justru malah kita yang kedinginan. Sekarang, jangan coba-coba deh kalau nggak mau tangan dan kakimu belang zebra seperti saya.

Selain itu, juga terjadi anomali cuaca. Kadang bisa panas terik, kadang juga bisa hujan deras, walaupun bukan di siklus musimnya.

Merujuk pada data BMKG, curah hujan di tahun 2018-2019 mengalami fluktuasi. Di Tahun 2018, pada bulan November curah hujan yang turun sebesar 211.70 mm kubik. Satu bulan setelahnya di tahun yang sama, curah hujan berkurang menjadi 149.90 mm kubik. Pada tahun 2019 di bulan November, curah hujan menjadi 51,7 mm kubik, dan pada bulan Desember meningkat kembali menjadi 232,5 mm kubik.

Sudah tentu akibatnya kita jadi nggak bisa bersenang-senang dengan tenang. Siapa yang bakal jamin kalau jemuran kita nggak akan kehujanan?

Akibat lainnya adalah, menurunnya jumlah pertanian apel. Laporan dari pewarta Terakota.id menyatakan bahwa terjadi penurunan produksi apel, dari 142.11,6 ton di tahun 2007, menjadi 23.176,4 ton di tahun 2020. Kalau kamu sobat brokenheart yang pengen tiap hari makan apel Batu, ada baiknya kalau kamu nggak usah berharap, apalagi berlebih, kamu bakal jadi korban harapan palsu lagi, dan ujung-ujungnya jadi sobat brokenheart pangkat dua.

Masih yakin, sobat-sobatku sekalian? Kalau masih, coba baca ini.

Ancaman bencana

Kayaknya saya sudah nggak perlu dijelaskan lagi soal bencana banjir yang terjadi sekitar satu minggu yang lalu. Jelasnya, dilansir dari detik.com (6/11), menurut Pakar kebencanaan UGM Profesor Suratman, banjir itu terjadi akibat ekosistem yang terganggu. Utamanya adalah karena alih fungsi lahan di kawasan lereng Arjuno akibat pembukaan lahan pertanian baru.

Tetapi yang mesti diperjelas, pembukaan lahan baru di kawasan lereng itu nggak serta merta terjadi dengan sendirinya, dan bukan juga karena masyarakat yang egois. Ini semua akibat kebijakan Pemkot Batu yang meminggirkan petani-petaninya demi pembangunan wisata.

Selama tahun 2003 hingga 2020 saja sudah ada 683 hektar lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi bangunan wisata, hotel, perumahan, atau villa. Ini terjadi karena kebijakan Pemkot Batu yang mendorong pembukaan wisata baru beserta infrastruktur penunjangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun