Mohon tunggu...
amien istiarto
amien istiarto Mohon Tunggu... -

aku adalah aku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Primitive Love 2

24 Desember 2011   02:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:49 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Digenggamnya tangan winda dengan erat, berjalan bdua pada jalan setapak  diantara hijaunya rumput dan ilalang pegunungan. Jalan yang sedikit menanjak, sesekali datar. Tampak bukit bukit kecil di hadapan mereka. Terlihat sedikit agak gersang, tampak rumput mulai mongering, sebagian masih terlihat hijau diantara tanaman berkayu. Hijau karena teduh oleh rindangnya pepohonan mungkin.

Yang tampak hanya keceriaan yang terpancar diwajah mereka. Mata berbinar, sunggingan bibir meninggi, sesekali winda tertawa lepas hingga tampak gigi ginsulnya. “Tambah manis saja cah ayu ku ini, apalagi kalau tertawa” ucap toni dengan tatapan mesra. Tak lupa ditambahkannya sedikit bumbu senyum.

Merasa mendapat kejutan dengan panggilan khas toni.  Ingin menampakkan wajah gembira dan senangnya  dengan pujian itu tapi malumalu, hingga yang tampak hanya senyum dan rona merah di pipinya. Tak lupa sedikit cubitan nakal dipinggang toni.

“aww….geli tau win…”

“bisa aja kamu mas, tau aja…”.

“Cyeee…..cye..cye….” goda toni

“apaan sih…” sergah winda dengan wajah sedikit marah, melangkungkan kedua bibirnya kebawah. Semakin tertawa lepas rupanya  toni melihat ekspresi wajah winda.

“kok malah diketawain sih…”

“aku paling suka tingkahmu kalau lagi begini, lucu, polos pula.” Ucap toni, dengan senyuman khasnya tentu.

“dan aku suka canda mu yang itu, bikin kangen”, saut winda spontan.

Tangan kanan toni menarik bahu winda biar lebih dekat, dipeluknya winda, diusapnya berkali kali ujung kepala winda. Kemudian disandarkannya kepala winda di dada toni deket ketiak toni. Walau dengan dada yang tidak terlalu atletis, tapi itu membuat nyaman winda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun